Kamis, 12 September 2013

Penantian di Akhir Tahun


oleh : Rima Rosita 

Banyak orang  bilang kalau menunggu adalah hal yang sangat membosankan, tapi bagiku menunggu adalah sesuatu yang sangat aku sukai, karena dari menunggu aku akan bertemu dan bersama dengan orang yang aku sayangi, telah bertahun-tahun aku selalu menjaga cinta ku hanya untuk Rio, cowok yang sangat  aku sayangi.
Sejak Rio pergi kuliah
kejogya Tiga tahun yang lalu aku selalu menunggu dikota kecil ini, kota yang penuh dengan kenyamanan, Kota bengkulu, aku kuliah disalah satu universitas  dikota ini, universitas bengkulu. Aku sekarang semester tiga jurusan Ilmu Komunikasi.
Hari-hari kulalui dengan segudang kerinduan dan penantian, walau berada ditempat yang jauh tapi hubungan ku dengan Rioberjalan dengan lancar, tapi belakangan ini sikap Rio berubah, aku bingung dengan perubahan sikapnya, tapi mungkin karena dia sibuk makanya dia berubah dan sedikit cuek padaku.
“ ju belakangan ini kamu kelihatan murung ada apa”? suara tia membauat aku terkejut 
“ eh tia, gak apa-apa lagi capek aja ia, biasalah belakangan ini banyak banget kegiatan dikampus dan diluar kampus”  
“ cie lain ya yang aktivis kampus, eh gimana kabar rio dijogja sana ?” 
“baik ia, tapi belakangan ini dia kelihatannya sibuk, jarang banget ngehubungin aku, ditelponin gak diangkat disms gak dibalas, bingung jadinya”
“oh jadi itu yang bikin temenku yang satu ini jadi suka ngelamun, positif thinking ja say, siapa tau rio lagi sibuk”
“ makasih ya ia nasehatnya, tumben bijak banget”. Godaku 
Kalau kita berpikir positif maka hasilnyapun akan positif itu yang sering aku baca dibuku terapi berpikir positif, ternyata benar yang dikatakan Tia, Rio emang lagi sibuk. 
Sore itu aku sedang menyelesaikan cerpen yang kubuat untuk diterbitkan dimajalah kampus, terdengar suara hpku berbunyi, kulihat dilayar hapku “my filo memanggil” cepat-cepat kuangkat telponku.
“hallo, tumben telpon, kemana aja?” tanyaku dengan nada kesal.
“hallo, maaf sayang, kemaren kakak lagi sibuk banget, maaf ya” 
“ia dech, tapi jangan gitu lagi ya kak kalau lagi sibuk ngmong donk, jangan nghindar gitu”
“ia ia sayang, udah dulu ya, kakak  mau bikin tugas dulu baik-baik disana”
Itulah kelemahanku saaat Rio sudah minta maaf hatiku langsung luluh dan memafkanya.
Penantian ini benar-benar terasa begitu lama, kadang aku tak sanggup terus menanti dan menanti disini, tapi aku yakin semua penantianku ini tidak akan sia-sia karena cinta ini begitu tulus dan nyata.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, sudah empat tahun aku menjalani hubungan jarak jauh dengan Rio, tapi ditahun ke-empat ini rio benar-benar berubah susah sekali untuk dihubungi No Hp Rio tidak aktif, dan dia menghilang serta menggantungkan hubungan kami, aku bingung harus bagaimana, tapi dengan satu keyakinan aku tetap selalu menunggu Rio.
“ ju gimana kabar Rio, kayaknya kamu sudah jarang berhubungan dengan Rio”
Pertanyaan ibuku kali ini membuatku ingin menangis, tapi kusembunyikan wajah sedihku.
“baik-baik aja buk, dia lagi sibuk aja” 
jawabku asal-asalan biar ibuk tidak tanya yang macam-macam lagi.
“oh gitu, ibuk kira kamu gak lagi sama Rio, abiznya waktu lebaran kemaren Rio gak main kesini, padahal dia pulang khan?”
“ ia buk dia pulang tapi Cuma sebentar,  jadi gak sempat main kesini” 
“ju, ju kamu itu tetap saja seperti dulu  selalu dibutahkan oleh cinta”.
“buk juju sangat mencintai Rio, dan akan selalu menunggu Rio sampai hubungan ini jelas, juju yakin Rio masih mencintai juju, ibuk jangan bicara seperti itu”
Tak tahan air mataku jatuh juga mendengar omelan ibuku, cepat-cepat aku berlari kekamar dan mengurung diri disana, tanpa kupedulikan panggilan ibuku dari ruang tamu.
“Tuhan kenapa jadi seperti ini, aku sangat mencintainya, tapi mengapa dia menggantungkan hubungan kami seperti ini, dia menghilang begitu saja tanpa menjelaskan hubungan ini” keluhku dalam hati.
Aku tak bisa berbuat apa-apa, pagi ini aku akan kerumah Rio, dan mencobah mengorek informasi tentang Rio dari oran g tua dan adik Rio.
Kulangkahkan kaki dan kuberanikan diri untuk pergi kerumah Rio, ini bukan pertama kali aku kesini, dulu waktu Rio masih disini aku pernah diajak main kerumahnya dan berkenalan denga keluarganya.
“Tok tok tok, assallamuallaikum”
“Tok tok tok, assallamuallaikum” 
sudah berapa kali aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam tapi belum juga ada yang menjawab hampir saja aku putus asa dan memutuskan untuk pulang, tapi saat aku ingin pulang sayup-sayup kudengar suara pintu dibuka.
“waallaikumsallam non, cari siapa ya non ?”  tanya seorang yang tidak aku kenal kayaknya pembantu dirumah ini, tapi seingatku pembantu dirumah Rio dulu bukan bibi ini.
“maaf bik ini Rumahnya Rio kan ?” tanyaku penuh harap
“bukan non ini rumah buk indah, setahu saya, gak ada yang namanya Rio disini” jawab  bibik itu.
“ gitu ya bik, tapi dulu disini rumah Rio, anaknya buk via”
“ oh anaknya buk via toh, disini dulunya memang rumah buk via tapi enam bulan yang lalu rumah ini sudah dijual sama buk indah”
“kalau boleh tau mereka pindah kemana ya bik?”
“gak tau juga non, kemaren waktu mereka pindah saya belum disini, jadi saya gak tau mereka pindah kemana”
“makasih ya bik, sya permisi dulu,”
Akupun pergi tanpa hasil apa-apa, ini benar-benar membingungkan, bukan hanya Rio yang menghilang dari hidupku bahkan seluruh keluarga Rio telah pergi dan aku tak tau mereka kemana, harus kemana aku mencari informasi dan mencari tau tentang Rio, bagaimana dengan hubungan ini, aku benar-benar tersiksa, haruska aku menyerah dengan semua keadaan ini dan berhenti berharap dengan semua impian yang telah ku bangun bersama Rio dulu.
Apakah hubungan ini akan sia-sia setelah empat tahun kami menjalani hubungan ini, aku tak bisa begitu saja melupakan ssemua rasa ini, walaupun hubungan ini tidak jelas dan gantung tapi aku tetap menjaga cintaku hanya untuk Rio.
Aku berharap suatu saat Rio menghubungiku dan datang kepadaku serta menjelaskan alasan kenapa dia menggantungkan hubungan ini.
Sudah dua tahun tapi tak ada juga kabar dari Rio, tapi aku tetap setia dengan penantian ini tak ada seorang priapun kuizinkan untuk masuk kedalam hatiku, walaupun aku tak tau sampai kapan menunggu tapi selama belum ada kejelasan tetang hubungan ini aku akan tetap menunggu.
Akhir tahun ini aku wisuda, aku sangat berharap dihari wisudaku  Rio akan muncul, malam itu saat aku sedang beristirahat dikamar, kulihat ada no baru menelponku, no siapa malam-malam begini nelpon jangan-jangan ada yang penting, cepat-cepat kuraih hpku.
“assallamualaikum, maaf ini siapa ya ?” tanyaku  dengan hati-hati takut menyinggung perasaan orang yang sedang menelpon.
“wallaikumsallam”
Hening sebentar, suara itu benar-benar kukenal, itu suara Rio, aku masih mengenal suara itu.
“eh kamu, ada apa menelponku, selama ini kemana aja kamu?”  tanyaku dengan suara yang sangat kesal.
“ju maaf selama ini aku tak pernah menelpon, dan memberikan kabar kepada mu”
“maaf, kamu selalu mengatakan kata-kata itu, aku sangat tersiksa dengan keadaan seperti ini bertahun- tahun aku selalu menunggu mu, tapi kamu, keluargamu dan semua yang berhubungan dengan mu, menghilang begitu saja”
  air mataku terjatuh begitu saja kuluapkan semua kekesalanku, yang selama ini kubendung dan tak bisa ku ucapkan.
“Ia ju aku menyesal telah menggantungkan hubungan kita, aku tak memberikan kabar kepadamu, aku membuatmu menunggu terlalu lama, kukira kamu tak akan menunggu ku lagi, tapi ternyata aku salah, kemaren aku bertemu denganTtia, dan banyak bercerita dengannya, dia mengatakan bahwa kau masih menungguku, ju maafkan aku yang tak bisa mewujudkan impianmu, maafkan aku yangt tak bisa selalu menjaga cintamu, setahun yang lalu aku jatuh cinta dengan seorang wanita lain, dia satu jurusan denganku, dia begitu baik,  karena sering bersama aku mencintainya”
“yo, aku tidak menyalahkanmu kalau kamu jatuh cinta dengan wanita lain tapi aku kecewa kenapa kamu tidak pernah terus terang dan menjelaskan hubungan kita, kau malah menghilang dan pergi”.
“bukan maksudku ingin menghilang dan meninggalkanmu, aku tak punya cukup keberanian untuk mengatakan semuanya kepadamu, setelah sekian tahun aku baru bisa memberanikan diri untuk menelpon mu ju, akhir tahun ini aku akan menikah, aku harap kamu bisa mengikhlaskanku dan tak usah menungguku lagi ju, semoga kamu mendapatkan oarang yang benar-benar menyangimu”
“begitu mudah kau berkata seperti itu yo, kau tak tau bagaimana penantianku selama ini, betapa tersiksanya aku yang selalu menunggu mu, kau benar-benar tak berperasaan, aku sangat kecewa, tapi kalau itu pilihanmu aku tak bisa berbuat apa-apa, semoga kau bahagia bersama wanita yang kau cintai”
Cepat-cepat kututup telpon, kubenamkan kepalaku dibantal, aku menangis sekencang-kencangnya, semua penantianku sia-sia, bertahun-tahun aku menunggu dalam ketidakpastian, bahkan aku menolak banyak lelaki yang tulus mencintaiku karena rasa cintaku kepada Rio, begitu bodohnya aku. 
Saat semua penantian ini berakhir dengan kesedihan dan semuanya tak sesuia dengan keinginanku, aku hanya bisa bersabar dan menyerahkan semua takdir dan hidupku hanya kepada yang diatas. Aku yakin masih banyak kebahagian lain yang menungguku diluar sana walaupun tak bersama Rio. 











0 komentar:

Posting Komentar