Kamis, 25 Mei 2017

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nasional, Yuliandre Darwis, P.hD, menjadi pembicara dalam seminar bertema Kepemudaan.

UNIVERSITAS BENGKULU-Ketua  Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nasional, Yuliandre Darwis, P.hD, menjadi pembicara dalam  seminar bertema Kepemudaan. Seminar tersebut merupakan salah satu dari serangkaian acara Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMIKOM). Seminar berlangsung mulai pukul 10.00 sampai 11.45 WIB, acara dipandu oleh Bapak Delfan Eko Putra, S.Ikom, M.Ikom selaku moderator.


Serangkaian acara telah dilaksanakan untuk memeriahkan hari jadi Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi HIMIKOM (31/3/2017). Pembukaan acara dilakukan pagi hari, sekitar pukul 10.00 WIB di Gedung Auditorium Universitas Bengkulu oleh Ibu Dr. Lisa Adhrianti, S.Sos, M.Si, Jeri Yasprianto selaku Ketua Umum HIMIKOM dan Fahri selaku ketua panitia Dies Natalis HIMIKOM XVI.


Acara terus berlanjut hingga malam hari. Acara yang bertajuk Magical of HIMIKOM menyajikan penampilan-penampilan dari mahasiswa Ilmu Komunikasi, tamu undangan dan beberapa ormawa dari FISIP UNIB. Puncak acara dimeriahkan dengan menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun secara bersama-sama sambil menyalakan lampu handphone  seluruh hadirin yang hadir dan meniupkan kue ulang tahun. Dilanjutkan dengan memotong kue dan saling suap antara ketua umum HIMIKOM terdahulu dan ketua umum HIMIKOM periode 2017.

Fajri Radez Mukti selaku ketua panitia menyampaikan terimakasih kepada semua pihak. “Untuk seluruh teman-teman panitia Dies Natalis yang telah membantu kesuksesan acara ini, saya ucapkan terimakasih. Juga terimakasih untuk para alumni dan senior-senior. Semoga acara tahun depan bisa lebih meriah lagi dari tahun ini.”

Acara Dies Natalis HIMIKOM ditutup dengan menyanyikan lagu HIMIKOM-ku dari Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2010 diikuti oleh seluruh sorak-sorai Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang hadir pada malam hari ini.


Selamat ulang tahun yang ke-16 untuk Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Bengkulu. HIMIKOM jaya selalu.

Valentine Day

Perubahan sosial dan budaya yang setiap tahun di rayakan pada golongan tertentu ialah hari kasih sayang atau yang lebih dikenal dengan Valentine Day. Hari kasih sayang yang jatuh pada setiap tanggal 14 februari ini merupakan  sebuah hari dimana para kekasih menyatakan cintanya atau menujukkan rasa sayangnya.  Perayaan yang dulunya hanya diselenggarakan oleh umat kristiani ini pun sekarang telah menyebar ke beberapa golongan termasuk umat islam. Lingkungan dan  teman saya pun pernah merayakan hari kasih sayang ini, menurut buku yang saya baca. Pada mulanya valentine berasal dari upacara keagamaan romawi kuno, dengan perkembangan zaman valentine day pun diasosiasikan dengan saling bertukar barang seperti coklat, boneka, bunga yang berbentuk hati dan identik pada warna pink.

Perubahan sosial dan budaya bagaikan virus yang begitu cepat menyebar dan dapat dilakukan oleh siapa saja, kebanyakan dari mereka ialah para remaja. Remaja pada perayaan valentine day banyak melakukan sesuatu hal yang lebih berdampak negative pada dirinya dan lingkungan  sekitarnya. Dapat kita lihat perubahan yang terjadi mereka akan  lebih konsumtif menjelang perayaan valentine day seperti membeli coklat, bunga, atau barang-barang tertentu pada orang yang dikasihinya. Pada dampak budaya, perayaan  valentine day bukanlah budaya yang berasal dari Indonesia, terutama umat islam. Kita ketahui bahwa Indonesia ialah negara dengan masyarakat muslim terbesar di dunia dan dalam ajaran agama islam tidak merayakan valentine day.

Kita lihat saja perbedaan pada masa romawi, sangat terkait erat dengan para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga perilaku seks bebas. Semua ini mengatas namakan hari kasih sayang, bahkan tidak sedikit orang tua yang membiarkan dan memaklumi anak mereka memiliki hubungan tanap ikatan dengan teman lawan jenis mereka.  


Disinilah baiknya kita sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna harus menggunakan akal pikiran untuk mengambil hal-hal yang baik dari setiap kejadian.  Sehingga kita menjadi makhluk yang lebih baik dan berakhlak mulia.

Love Yourself!

Yuk, Love Yourself!
Cause if you like the way you look that much, Oh baby you should go and love yourself. And if you think that I'm still holdin' on to somethin', You should go and love yourself lah kok jadi nyanyi lagunya si Justin Bieber sih?

Kita pasti sering ngerasa nggak pede atau nggak berani buat ngelakuin sesuatu. Ini nih salah satu faktor yang menyebabkan kita nggak mencintai diri kita sendiri.  Tapi tenang aja kok, karena nggak hanya kita pasti orang lain juga pernah ngerasain hal yang sama.

Mencintai diri sendiri tergantung dari cara kita menilai dan menghargai diri. Dengan mencintai diri, kita belajar menerima kelebihan dan kekurangan diri. Sikap kita ini mempengaruhi cara pandang terhadap kehidupan. Kalau kita nggak bisa mencintai diri, kita pasti bakal ngerasa nggak pede, susah mengendalikan emosi, susah mengambil keputusan, bahkan sampai susah buat bergaul. Nggak asyik banget kan?

Sebenarnya nggak salah kok kalau terkadang kita masih merasa kurang nyaman dengan diri sendiri. Apalagi di masa-masa remaja kita ini, masih banyak banget transisi yang harus kita lewatin. Yaaa mau nggak mau kita harus menerima segala perubahan itu. Contoh kecil aja nih, wajah kita muncul jerawat yang nggak diundang. Siapa sih yang nggak kesel melihat wajah yang mulus dan tiba-tiba jadi penuh jerawat? Makin mengesalkan ketika teman-teman di sekolah justru bisa tampil lebih cantik. Ini nih, yang bikin kita jadi makin nggak pede. Belum lagi, ketika kita punya minat dan hobi yang berbeda dengan teman-teman yang lain. Kita jadi malu untuk mengekspresikan diri, karena takut dianggap beda oleh teman-teman. Nggak heran deh, kita jadi susah untuk menerima diri sendiri.
Maka dari itu, untuk memulai mencintai diri sendiri, kita harus mengakui bahwa pada dasarnya setiap orang itu berbeda-beda. Mulai dari hal seperti hobi, minat, makanan kesukaan, bahkan tipe buat cari gebetan. Enggak masalah deh kalau minat kita beda sama yang lain, yang penting kita harus menggali potensi yang ada di dalam diri kita. Kalau kita pandai untuk menggali potensi yang kita punya, kita bisa menciptakan prestasi dengan potensi tersebut. Nah, dengan adanya prestasi, kita pasti bakal jadi lebih bangga dengan diri kita sendiri kan?

Belajar untuk mencintai diri sendiri bisa kita mulai dari hal-hal kecil kok, biar lebih mudah kita juga bisa menguraikan beberapa hal yang kita suka tentang diri kita. 6 poin di bawah ini pasti bisa buat kamu lebih mudah untuk mencintai diri kamu, yuk di baca!

1. Kenali diri kita

Ambil secarik kertas, lalu tulis sebanyak-banyaknya hal tentang diri kita. Bisa mulai dari makanan favorit, sampai tipe cowok kamu. Kalau bingung mau nulis apa, kita bisa kok minta saran dari sahabat atau saudara, mereka pasti bakal dengan gampang menjabarkan tentang kita.

2. Keep Positive
Teman punya body goals, nggak berarti cowok-cowok jadi hanya melirik dia dong? Kalau kita mau, kita juga bisa kok. Nggak perlu makeover habis-habisan, tapi dengan eksplor potensi kamu yang nggak kalah hebatnya. Misalnya nih, kita bisa mulai dengan bersikap ramah dan akrab dengan semua orang. Tapi bukan berarti juga pencitraan di depan orang-orang ya. Pasti teman-teman banyak yang betah sama kita, gitu juga dengan para cowok.

3. Hargai setiap prestasi
Sekecil apapun kerja keras kita, semuanya tetap pantas untuk di hargai. Misalnya aja nih, kita berhasil ngejar target nilai waktu ujian. Yuk traktir diri kita dengan membelikan satu eskrim rasa favorit atau makan sepuasnya. Dengan selalu menghargai apa yang kita lakukan, kita belajar untuk bangga dengan diri sendiri.

4. Curhat, curhat, curhat
Ketika kita lagi emosi, badmood, ataupun happy, ceritakan apa yang kita rasakan dengan cara lebih sehat. Sahabat, saudara, sampai orang tua pun adalah orang yang tepat untuk diajak curhat. Kita juga bisa menuangkan emosi dengan cara lain, misalnya dengan melakukan hobi yang kita suka.

5. Jangan terlalu mudah percaya dengan omongan orang lain
Saat ada teman yang bilang kalau kita sudah terlalu gendut, udah santai ajalah jangan diambil pusing. Tanggapi pendapat dari teman dengan nada bercanda. Jika kita sudah menanggapi dengan bercanda tapi tetep kebawa emosi, yuk balik lagi ke poin 4! Jangan mudah terpancing untuk mengubah diri kita hanya karena ingin diterima di lingkungan pergaulan. Yakinlah bahwa diri kita memang berbeda dari yang lain.

6. Aktif dalam segala kegiatan
Mumpung masih jiwa muda nih, lakukan apaun yang kita inginkan. Dengan begini, kita bisa menemukan kelebihan dan kekurangan diri kita. Nggak hanya itu, kita juga belajar untuk mengalami kekalahan. Sehingga ketika mengalami kesulitan, kita bakal terus bangkit dan mencoba lebih baik lagi. Tambah lagi deh, dengan semua kegiatan ini, dijamin kita pasti jadi makin cinta diri sendiri (tapi jangan sampai narcissism ya!)

7. Dress up (buat cewek atau cowok deh)
Waktu mood kita lagi kurang baik, coba deh untuk dress up atau berdandan. Ambil pakaian paling bagus yang kita punya. Lalu bercermin dan perhatiin deh, siapa sih sosok keren di pantulan cermin itu?

8. Jalan sendirian
Siapa bilang kalau sendirian itu membosankan. Sendirian itu totally quality me-time banget loh! Sesekali boleh nih, kita iseng-iseng ke mall, cuci mata, lihat-lihat baju, sampai mencicipi makanan enak sendirian di mall. Kesendirian justru membuat kita jadi lebih mengenal diri kita, dan kita jadi lebih berdamai dengan semua kekurangan diri.

9. Menulis
Suka menulis? Saatnya menuangkan apa yang kita rasakan dengan tulisan. Menulis membantu kita untuk membuat kepala dan pikiran kita jadi lebih dingin loh. Bahkan, dengan membaca tulisan sendiri merupakan cara terbaik untuk healing time dan mengenal diri kita.

10. Makan makanan favorit
Setiap orang pasti punya deh makanan yang bisa buat lebih happy. Iya kan? Misalnya ada yang kalo makan coklat atau eskrim bisa jadi lebih hype! Ambil deh makanan favorit kamu, dan nikmati sesuap demi sesuapnya. Rasa kecewa pasti jadi teralihkan dengan rasa lezat dari makanan favorit kita.

11. Kumpul dengan orang-orang tersayang
Yang namanya happy nggak selalu kita alami setiap saat. Kadang ada aja saat-saat kita mulai kesal dan nggak nerima diri kita sendiri. Nah, carilah orang-orang terdekat kita bisa orang tua, sahabat, atau saudara. Mereka adalah orang-orang yang selalu bisa nerima kita apa adanya, dijamin! Dan pastinya buat kita jadi lebih bersyukur dengan apa yang kita miliki.


Temen-temen, tiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Sebelum mencintai orang lain, yuk mulai untuk cintai diri sendiri terlebih dahulu!

A little story from

It was a Suturday morning and I’m on my way to go to library. I’ve met my friend and take a little talking with her. She was surprised that knowing me go to visit library to borrow some book. She thought that it’s thing isn’t what the people usually do in the free time. In the other side, I felt surprised too and sad at the same time. Why is she have to feel that way?
That little ‘surprise’ just convince me about the fact that Indonesia is in the bottom of the ranks in terms of reading interest. This fact is also supported by another fact about journalist community in my student’s society where I join, that almost the member are not so interesting to reading book or even an article. I realized that this country is in urgent situation.

According to the data that released by Perpusnas RI, 90% the people of Indonesia choose to watching the tv than reading book. The reason why the people not so interesting to reading book because the difficult access to get the book, Indonesian people isn’t educate to delight in reading book and the coast of the book is expensive.

 


It’s might be the national problems. But as the generation of this nation, we as the young ones have to take the responsibility to solve this problem. I believe that there’s a lot of children who wants to read books, but they can’t get the way. Not to mention that there’s a lot of children, especially in this city, scattered on the street for selling the newspaper, or kemplang crackers, or even keresek  plastic bags.

If I chosen to joining to this program, after completing the program, I would like to start an action. The first thing that I want to do is to tell the people, both young and old, about this problem. Make them realize that we have to start caring our habbits, change it into the more productive activity. Then I want to do special care for the children who suffering on the street. I know that I can’t solve this problem by myself. The other important things to do is gathering the power, inspiration and great idea from the youth of Bengkulu to solve this problem together. I’m sure that if we can increase our ranks of reading interest, the following progress can be achieve.

I imagine that if I chosen, I can do more things. Because I know that I have a lot of limits. Not to disparage myself because of that limitations. I know that I’m not be always can bought their wares as usually, but I belive that being an ambassador I could be always find the way to caring them. I’d really love to do it. Someday, I hope that people would surprise when they’re find someone who not interesting for reading book.