Kamis, 26 Oktober 2017

Jantung Jalanan Festival Tabut Banjir Rezeki


Tabut merupakan tradisi sebagian masyarakat Bengkulu untuk mengenang peristiwa tragis kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib, dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala Iraq pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriyah (681 M). Kejadian tragis tersebut kemudian menjadi menjadi sebuah budaya rutin yang di lakukan masyarakat Bengkulu setiap tahunnya yang digelar pada tanggal 1 hingga 10 Muharam (kalender Islam Hijriah). Adapun rangkaian kegiatan dari upacara ritual tabut ini antara lain adalah pertunjukan seni, pasar rakyat, pameran kriya, lomba delman hias, rebana, tari Tabut dan beragam acara seni lainnya. Kemeriahan festival ini juga ternyata membawa keuntungan bagi para tukang parkir, dengan ramainya masyarakat yang berbondong-bondong pergi untuk menyaksikan tentu kendaraan yang datang sangat banyak. Apalagi kebanyakan masyarakat sekarang sudah hampir memiliki kendaraan sendiri. Bermodalkan lahan parkir yang luas para tukang parkir ini meraup keuntungan yang cukup banyak dari kemeriahan fesival tabut ini.

Tetapi apakah para tukang parkir semuanya sudah memiliki izin? Karena pada saat menitipkan kendaraan juru parkir seharusnya memberikan karcis atau tiket kepada pemilik kendaraan. Jika tidak ada karcis maka parkir itu bisa dianggap kegiatan ilegal dan masuk kategori pungli. Namun dibalik ilegal atau tidaknya juru parkir tersebut tetap memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Sebagai pengendara kita tidak perlu cemas akan kehilangan kendaraan atau tempat untuk memarkir kendaraan kita. Sedangkan bagi juru parkir kegiatan ini membawa keuntungan bagi keuangan mereka. Bagaimana tidak, dengan jumlah kendaraan yang banyak dan selalu memenuhi lahan parkir selama festival Tabut, mereka bisa meraup keuntungan yang berlimpah mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah setiap harinya.

Hal ini membuat juru parkir menjadi pekerjaan yang menguntungkan, bahkan ada banyak juru parkir di festival Tabut yang kesehariannya tidak bekerja sebagai juru parkir namun menjadi juru parkir hanya karena memiliki lahan untuk parkir. Seperti halnya yang dilakukan oleh Aryan Saputra(18) yang membuka tempat parkir di samping Truly Cafe. Dia bisa menghasilkan uang ratusan ribu sampai jutaan rupiah dalam sehari dari tempat parkirannya itu. Kegiatan ini dilakukan Aryan hanya dilakukannya saat festival Tabut saja, dalam  kesehariannya dia tidak bekerja sebagai juru parkir melainkan menjadi wirausaha makanan ringan.


Terlepas dari keuntungan menjadi juru parkir tersebut tentu saja setiap pekerjaan memiliki resiko. Sebagai juru parkir mereka bertanggung jawab terhadap kehilangan ataupun kerusakan dari kendaraan yang parkir ditempat mereka. Untuk itu menjadi juru parkir juga bukan pekerjaan yang mudah karena harus mengatur posisi tempat kendaraan dan juga membantu kendaraan untuk keluar masuk dari tempat parkir tersebut. Tanpa adanya juru parkir tentu akan membuat pergelaran festival Tabut akan terganggu karena jumlah orang yang membawa kendaraan ke festival Tabut sangat banyak sehingga bisa dibayangan bagaimana berantakannya posisi kendaraan yang terparkir di area festival Tabut jika tidak ada yang mengaturnya, untuk itu juru parkir sangat dibutuhkan dalam acara besar seperti ini.

0 komentar:

Posting Komentar