Kamis, 26 Oktober 2017

Perancangan Pusat Kebudayaan Tabut Dengan Pendekatan Transformasi


Design Of Ark Cultural Centre Based On Transformation Method
Description: C:\Users\aa\Downloads\IMG_0444.jpg    

Kebudayaan Tabut masuk ke kota Bengkulu melalui suku Sipai yang menjadi prajurit pada masa kolonial Inggris. Saat ini dibutuhkan sebuah fasilitas Pusat Kebudayaan Tabot yang juga berfungsi sebagai ruang terbuka publik. Fungsi Pusat Kebudayaan Tabut diambil dari kebutuhan untuk aktivitas sehari-hari masyarakat budaya kota Bengkulu seperti ; melakukan kegiatan kerajinan tangan, kegiatan seni dan tari-tarian, serta pameran hasil kerajinan sebagai aksi untuk melestarikan budaya Tabut tersebut. Kebutuhan untuk aktivitas bulanan lebih pada pengakomodasian kebutuhan pemerintah dalam menstimulan aktivitas-aktivitas budaya masyarakat kota Bengkulu sehingga dibutuhkannya ruang yang fleksibel berupa plaza-plaza. Kebutuhan untuk aktivitas tahunan sebagai area yang berfungsi untuk menstimulus kegiatan tahunan upacara tradisi Tabut, kegiatan ini bersifat masal dan memerlukan sebuah fasilitas pertunjukan seni dan budaya serta kebutuhan untuk upacara ritual perayaan Tabut. Pusat Kebudayaan Tabut ini juga memiliki nilai filosofi berfungsi sebagai penguat identitasnya sehingga perancangannya Pusat Kebudayaan Tabut memiliki unsur dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan identitas tersebut dengan pendekatan Transformasi. Transformasi yang bisa kita lihat dari kebudayaan tabut ini adalah dari yang awalnya tradisional yang  sangat kental menjadi modern tradisional yang masih sangat terasa kental dalam pelaksanaannya untuk melestarikan cagar budaya Kota Bengkulu. Maksudnya transformasi tidak bertujuan untuk mengubah arti yang aslinya, disini transformasi membuat pengembanngan dari tradisi yang asli agar membuat masyarakat tertarik untuk mengikuti tradisi ini.  Gabungan dari musik-musik modern yang dicampur dengan musik-musik tradisional menambah kemeriahan dari perayaan tabot.
Pusat Kebudayaan Tabut adalah pengembangan kawasan Tapak Paderi sebagai Central Tourism District (CTD). Marina Tapak Paderi telah terbentuk secara alami sebagai ruang publik yang ramai dikunjungi masyarakat Bengkulu tetapi fasilitas yang ada belum mampu mengakomodasi kebutuhan pengunjung. Observasi dan analisis tersebut mencakup kenyaman fisik untuk meningkatkan kualitas ruang publik yang terdiri dari ; sosial, phiskologi, relaksasi, interaksi dan perubahan kualitas fisik akibat perubahan aktivitas. Observasi dan analisis juga dilakukan terhadap nilai-nilai hak dari pengunjung untuk mengakomodasi kebutuhan emosional pengunjung. Nilai-nilai observasi dan analisis tersebut terdiri dari akses pengunjung kedalam tapak baik visual, fisik maupun simbolik. Kebebasan bertindak pada kawasan tersebut dengan batasan berupa peraturan, tatanan fisik, kenyaman psikologi, klaim kepemilikan lahan karena kebutuhan, emosional, dan administratif.

  Konsep perancangan terdiri konsep umum dan spesifik. Konsep umum terdiri dari ide penggabungan metode transformasi dan metode perancangan ruang publik. Konsep spesifik terdiri dari orientasi dengan membuat garis aksis untuk menstukturkan ruang yang asimetris. Pertemuan aksis tersebut dibuat node sebagai orientasi. Zona fungsi disesuaikan dengan aktivitas. Fungsi rekreasi pada daerah yang berdekatan dengan vista alami. Zona publik pada bagian tengah Tapak dengan pertimbangan fleksibilitas ruang, Zona fungsi budaya berada mengelilingi untuk memperkuat nuansa budaya sebagai usaha membentuk citra dan identitas Pusat Kebudayaan Tabut. Zona komersil pada aksis utama entrance agar menarik pengunjung. Sirkulasi dan parkir diakomodasi di luar site. Pengutamaan sirkulasi pejalan kaki pada area promenade di sisi laut, dengan pertimbangan kenyamanan, memperkuat pengarahan ruang dan pemisahan dari kendaraan. Elemen ruang publik terdiri dari elemen untuk aktivitas budaya, berupa panggung, sculpture untuk memperkuat citra budaya Tabot dan sculpture yang berfungsi memperkuat vista serta tenda makanan. Vegetasi berfungsi sebagai buffer dari potensi negatif lingkungan, pelindung untuk kenyamanan termal, terjadinya interaksi pengunjung. Perdu dan tanaman hias sebagai pembatas akses fisik dan meningkatkan vista. Transformasi dan tatanan multimasa adalah sebuah konsep yang memperlihatkan proses pendekatan tranformasi dan pola pengabungan dari seluruh fasilitas Pusat Kebudayaan Tabut.


0 komentar:

Posting Komentar