Selasa, 13 November 2012

Kita Adalah Dedaunan Gugur


Kita adalah dedaunan gugur
yang terus saja layu dan kemudian mengering

Kita adalah ombak yang terus saja memecah karang,
melampau batas yang sudah digariskan.

Kita adalah goncangan,
yang menghancurkan jiwamu dalam sekejap
Meruntuhkan bakat tiap sebentar dan tak ingin lagi berjuang.

Kita adalah gunung yang tangguh
yang tegap menantang semesta,
namun angkuh
Menghancurkan bumimu sendiri
dengan letusan- letusan api yang kemudian melenyapkan lawanmu.

Kita adalah senja,
yang mempesona dan kelam
dan setelah kau nikmati sesaat,
terlahirlah gelap pekat
lalu kita tiduri juga malamnya.


Dan entah keberapa kalinya purnama,
Kucumbui juga bumimu, yang kerontang dan lusuh.

Tak usah kau protes seperti apa baiknya
Tak usah kau berkata seperti apa seharusnya

Pandanglah hutanmu
Pandanglah pantaimu
Pandanglah dermaga yang terus saja menanti kapal- kapal penjahat
Dan terus saja diam, saak kupinta menjadi saksi.
“Hancurkan alamnya, lenyapkan semesta”, katanya

Kini,
aku melangkah sendiri, tak jua ditemani sepi
Hanya lalu lalang para perampok
yang diam- diam ingin menguasai semuanya.

Pandanglah kelangit,
adakah birunya? Putihkah awannya?
Atau malah tetap saja abu- abu?

Kita adalah penyelamat, sebenarnya.
Namun mengapa kita berbelok arah mencuri mimpi Tuhan
dan melupakan megahnya Indonesia?


By : GRASIA RENATA LINGGA

0 komentar:

Posting Komentar