Selasa, 06 November 2012

Diantara Aku dan Nenek, Ada Kenangan Ayah

Suasana pagi ini, dengan bebauan bunga semerbak dengan ciri khas keharumanya. Bau tanah dan penampakan tumbuhan yang hijau telah tersiram hujan malam tadi, membawaku pada kondisi rasa semangat yang luar biasa. Maybe karena hari ini adalah hari special bagiku, sehingga spirit itu muncul seketika. Kebahagiaan hari ini adalah something different fo me. Di dapur rumah kali ini terisikan oleh percakapan antara aku dan grandmomz.
Eka      : “Nek, yang paling nenek senengi dari ayah itu apa sih nek?" tanyaku sambil   menggoreng tempe sebagai menu masakan hari ini.
Ne2k   : “Yang nenek senengi dari ayahmu itu adalah ..." (Ucapanya pun terhenti seketika wajahnya menerawang kelangit-langit sambil membayangkan nice memories bersama ayah, mulai tampak matanya berkaca-kaca dengan senyum kerucut nya, lalu ia pun melanjutkan kalimat yang sempat terpotong itu.) "Ayahmu senang sekali mengajak nenek jalan-jalan kemana pun kami ingin pergi".
Eka      : "Emang, nenek di ajak ayah jalan-jalan kemana aja nek?" (Rasa keingin-tahuan dan penasaranku pun mulai terpancing.)
Ne2k   : “Nenek pernah diajak ayahmu ke Danau Dendam Tak Sudah, ke Tapak Paderi, ke Pasar dan tempat lainnya.” (Tersungginglah bibir itu dengan sumringah sambil menatap kewajahku. Percakapan itu pun berjalan seiring aku melaksanakan bagian tugas pagi ku; memasak, walaupun baru memulai untuk belajar, mencuci piring dan menyapu rumah.)
Ne2k   : “Nek, kita jalan yuk ?” (Aku mulai merayu nenek dan aku pun gak mau kalah sama ayah. Dengan ekspresi keheranannya, ia menjawab) ”hehehe, kamu mau ngajak nenek kemana, eka ?”
Eka      : (Aku pun dengan sigap menjawab) “eumh, nenek pengennya jalan kemana?”
Ne2K   : “Loh! kok balik tanya sama nenek, kan kamu yang ajak” (ia pun tertawa sambil ngeledek. Ntah, Senyumannya itu buat hatiku terasa tentram, ada rasa damai dijiwa ini.)
Eka      : “Kalu kita jalan ke tapak, danau, trus…. gimana nek atau kita belanja kepasar? nostalgia seperti waktu bersama ayah” (jawabku dengan santainya.)
Ne2k   : “Aduh cucu nenek… yang kadang nakal dan jahilnya gak ketulungan ini, suka bercanda ya sama nenek. Eka, dengerkan nenek ya. Nenek  ini semakin lama semakin menua, tidak seperti dulu yang biasa jalan kaki dari rumah ke pasar kampung barukoto. O iya nenek gak habis pikir kalu orang dulu itu yah stamina tubuhnya kuat-kuat dan sehat-sehat. Tapi lihat lah zaman sekarang, badan masih sehat aja kewarung ujung tempat kita tinggal dan hanya diselangi oleh beberapa rumah udah pake motor”. (dengan nada menyindirnya nenek)
Eka      : (Aku pun dengan semangatnya melakukan pembelaan sebagai orang yang hidupnya terkini). “loh nek, beda’in dong zamannya nenek dengan zaman yang udah serba canggih  sekarang ini, masa’ mau disama-in sih. Nenek ini lucu deh”.
Ne2k   : “Malah nenek yang dibilang lucu, yang lucu itu adalah gaya hidup dan pola pikir orang-orang terkini, GENGSI nya yang diutamakan! tak mau berjuang untuk susah terlebih dahulu, maunya enak terus, semua di buat serba praktis, simple dan cepat. Jadinya yah terbentuklah  orang-orang pemalas, contoh nya kamu , heheh”. (Tertawanya nenek penuh rasa kemenangan sekali.)
Eka      : “kok aku malah jadi di omongin sih nek”. (Mendengar cerita nenek sempat sewot juga sih. Masa aku dibawa-bawa kedalam ceritanya nenek. Tak lama kemudian, ia pun melanjutkan cerita nya kembali.)
Ne2k   : ”Coba sekarang kita lihat, kamu kan lagi masak, bumbu masakan ini isntan kan? praktis dan cepat masak nya yah?.. asal kamu tahu, nenek dulu kalu mau masak harus ngmbil dulu bumbunya di perkarangan belakang rumah lalu digilig, blum lagi santannya. Kelapa itu harus di kupas dulu dan diparut kemudian diperas. Nah, itu contoh sederhananya aja ka. Tapi kamu boleh bandingkan hasil masakan sekarang dengan cara tradisional seperti itu. itu rasanya beda sekali. Benarkah apa yang nenek bilang ini?”.
Eka      : (Sambil mengerutkan keningku). “Bener sih nek, rasa masakan nenek waktu itu beda sekali, nyammi… enak nya”. (Sambil membayangkan rasa masakan nenek dengan memuji keahlian memasaknya.)
Ne2k   : “Makanya, di coba deh yang kayak nenek gitu ya”. Kita perlu juga mempraktekkan kembali masakan tradisional sekali-kali. Sekalian memberikan pelajaran tentang kedisplinan diri untuk lebih siap bangun pagi. hehe”. (sekali lagi nenek tertawa bangga. kena poin ngeledek lagi deh . hihihi)
Eka      : “OK, nenek sayang. Eka bakal coba memasak dengan cara  tradisional ala eka, special buat nenek. heheh”. (Pikirku, ada benarnya juga apa yang di wejangi nenek, karena masakan tradisional itu sehat. Jauh dari bahan atau zat berbahaya untuk tubuh, yang digunakan oleh para penjual demi meraih keuntungan. Menggunakan pewarna dengan pewarna tekstil baju, pake pengawet boraks dan zat berbahaya lainnya. Hampir lupa, Inilah asyikny kalo wanita mengobrol, perbincangan kami pun meluas  hingga ke soal masakan tradisional segala.)
Eka      : “Nek, eka tuh sayang banget sama nenek, pengen lihat nenek bahagia dan tersenyum ceria seperti saat ini. Maka nya timbul ide untuk mengajak nenek jalan-jalan, seperti halnya ayah”. (lirihku).
Ne2k   : “Nenek paham sekali, eka ngelakuin itu karena ingin seperti ayah kan, buat nenek bahagia. Kalo eka mau membahagiakan nenek, nenek tidak mau jalan-jalan yang seperti itu.” (Sambil menghela nafas). “Yang nenek mau saat ini adalah nenek ingin kamu sering-sering ada dirumah, temani nenek dan mengobrol seperti saat ini”.
Eka      : (Tersontak aku terdiam sambil melihat kearah wajahnya. Ya Allah, hanya dengan permintaan nenek yang sederhana itu telah membuatku merasa bersalah saat ini, yang ia ingin adalah…. adanya kebersamaan di sela hari tuanya, antara aku dan nenek.)
Ne2k   : “Eka di akhir usia nenek, nenek ingin menghabiskan waktu bercakap-cakap denganmu, memasak bersama, menonton berdua, tertawa bahkan menangispun bersama. Nenek hanya ingin BERSAMAmu, nenek gak perlu jalan-jalan kemanapun, cukup dirumah aja”.
Eka      : (Sekali lagi aku pun hanya bisa terdiam mendengar ucapannya. “Nek sebenarnya hari ini adalah hari peringatan  ke-4 tahun kepergian ayah, dan aku hanya ingin mengenang Ayah akan masa-masa indah itu bersama nenek”. (Tiba-tiba saat itu, nenek pun juga terdiam dan terpaku sesaat ketika mendengar curhatku.)
Ne2k   : “Eka, walaupun nenek sudah tua ini, nenek ingat akan hal itu. Pembicaraan kita tadi, nenek sudah mengerti sebenarnya kamu rindu sekali kan dengan ayahmu. Dengarkan nasehat nenek ini, bahwa ayahmu akan sangat lebih bahagia dengan do’amu sayang. dan ia akan tersenyum dengan setiap langkah yang kau miliki karena ia dekat dengan-Nya.
Tanggal 18 0ktober yang tak jauh dari hari ultahku pada tanggal 13 Oktober ini adalah tanggal dimana ayah berpulang ke Rahmatullah, menghadap sang Illahi tempat kembalinya segala umat. Dan semua dari kita jugs sudah pasti akan kembali kepada-Nya.
Keinginanku pada saat ini adalah mengenang ayah bersama nenek. Tapi tidak hanya sekedar dari itu, aku tersadar betapa nenek ingin bersamaku. Hari ini telah menyaksikan dan menunjukkan betapa ia selama ini kesepian, karena ia selalu sendirian dirumah. Aku dan bucik sibuk dengan aktivitas masing-masing. pergi pagi dan pulang sore terkdang malam hari. bertemu pada makan malam dan selain itu menjalani aktivitas malam harinya, sibuk dengak tugas dan kesibukkan masing-masing tanpa ada yang tahu bagaimana persaan ia pada saat itu.




By : Fero kom'09

0 komentar:

Posting Komentar