Budaya adalah salah satu cara hidup
yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Perayaan yang selalu dilaksanakan di Kota
Bengkulu pada setiap tanggal 1-10 Muharram yaitu tabut. Tabut merupakan upacara
tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang kematian cucu dari Nabi
Muhammad SAW, Husein Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan
Ubaidillah bin Zaid di Padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharram 61
Hijriyah (681 M).
Pada perayaan festival tabut kali
ini yang diadakan pada tanggal 1-10 Muharram tepatnya jatuh pada tanggal 20-30
September ini disambut penuh antusias oleh masyarakat Kota Bengkulu. Namun,
tidak hanya masyarakat Kota Bengkulu saja yang ingin menyaksikan festival Tabut yang dilaksanakan 1 tahun
sekali ini tapi masyarakat dari luar Kota Bengkulu pun berbodong-bondong
mengajak sanak keluarganya untuk menyaksikan festival Tabut ini.
Pada festival Tabut ini sendiri
tidak hanya menampilkan kebudayaan Tabut Kota Bengkulu melainkan juga terdapat
orang-orang yang memadati area tersebut dengan berjualan. Tidak heran jika
ketertarikan masyaraka Bengkulu maupun luar Kota Bengkulu beralih untuk
berbelanja barang-barang yang dijual sangat murah oleh para penjual yang berada
di area Tabut. Tidak hanya itu, di area tabut juga banyak permainan-permainan
untuk anak-anak maupun orang dewasa, contohnya saja seperti kora-kora yang
menantang adrenalin. Ada juga
berbagai makanan yang memanjakan lidah. Makanan yang dijual ada beberapa yang
berupa makanan yang dibungkus, oleh karena itu dampak yang ditimbulkan adalah sampah yang berserakan dan bertumpuk
di area sekitaran Tabut dan ditambah lagi dengan seringnya datang hujan di Kota
Bengkulu. Dampak dari sampah yang berserakan ini adalah dapat menganggu
kenyamanan para pengunjung yang menyaksikan festival Tabut.
Maka dari itu hal ini menjadi
perhatian yang sangat penting bagi pemerintah Kota Bengkulu, karena seperti
yang kita ketahui bersama bahwa perayaan festival tabut ini merupakan penggerak
ekonomi bagi masyarakat Kota Bengkulu. Jangan sampai dengan adanya masalah
kecil seperti sampah ini menyebabkan ketidaknyamanan para pengunjung dari
Bengkulu maupun luar Kota Bengkulu akibat area festival tabut tersebut dipadati
oleh sampah. Hal ini haruslah menjadi perhatian kita bersama, tidak hanya
pemerintah Provinsi Bengkulu melainkan juga masyarakat Kota Bengkulu.
0 komentar:
Posting Komentar