Kamis, 05 April 2012

APA ITU ETIKA ?

APA ITU ETIKA??

Pada pengertian yang paling dasar, etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu; memutuskan apa yang konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi.
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos atau taetha yang berarti tempat tinggal, padang rumput, kebiasaan atau adat istiadat. Oleh filsuf Yunani, Aristoteles, etika digunakan untuk menunjukkan filsafat moral yang menjelaskan fakta moral tentang nilai dan norma moral, perintah, tindakan kebajikan dan suara hati.
Kata yang agak dekat dengan pengertian etika adalah moral. Kata moral berasal dari bahasa Latin yaitu mos atau mores yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, tabiat, watak, akhlak dan cara hidup. Secara etimologi, kata etika (bahasa Yunani) sama dengan arti kata moral (bahasa Latin), yaitu adat istiadat mengenai baik-buruk suatu perbuatan.
Seseorang dikatakan baik atau buruk bukanlah dilandaskan atas satu tindakannya saja, melainkan atas dasar pola tindakannya secara umum. Jika arti ethos adalah perilaku adat istiadat maka dapat ditafsirkan bahwa hal ini sudah dikenal jauh lebih lama lagi seus ia kitab-kitab kuno yang telah ada pada abad ke 25 SM yang menjadi dasar ajaran etika Khong Fu Cu. Jadi konsep-konsep etika sebenarnya sudah dikenal oleh manusia sejak jaman dahulu, jauh sebelum peradaban manusia maju seperti sekarang ini.
Etika juga diartikan pula sebagai filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang tindakan-tindakan baik ataupun buruk manusia di dalam mencapai kebahagiaannya. Apa yang dibicarakan di dalam etika adalah tindakan manusia, yaitu tentang kualitas baik (yang seyogyanya dilakukan) atau buruk (yang seyogyanya dihindari) atau nilai-nilai tindakan manusia untuk mencapai kebahagiaan serta tentang kearifannya dalam bertindak.
Tetapi sebenarnya moral dan etika adalah tidak sama. Kata moral lebih mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia, menuntun manusia bagaimana seharusnya ia hidup atau apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Sedangkan etika adalah ilmu, yakni pemikiran rasional, kritis dan sistematis tentang ajaran-ajaran moral. Etika menuntun seseorang untuk memahami mengapa atau atas dasar apa ia harus mengikuti ajaran moral tertentu. Dalam artian ini, etika dapat disebut filsafat moral. Etika dipakai untuk yang lebih umum/ konseptual/ prinsipal. Dan moral dipakai untuk yang lebih khusus/ spesifik. Jadi etika adalah prinsip-prinsip moral. Contohnya etika berbicara tentang prinsip kesetiaan, berdasarkan prinsip itu, moral berbicara tentang perceraian. Ada moral yang membolehkan dan ada yang menentang perceraian, tetapi prinsipnya sama.


ETIKA DALAM BERKOMUNIKASI

Komunikasi sangatlah penting dalam menjalin dan menjaga hubungan dengan seseorang. Dalam setiap pembicaraan yang kita lakukan kepada lawan bicara kita, kita harus memperhatikan  beberapa hal atau etika berkomunikasi untuk menjaga perasaan, kepercayaan dan harga diri seseorang terutama pada dunia bisnis atau kerja, yaitu antara lain:
1.Berbicara dengan suara yang jelas, dalam arti suara tidak kecil maupun tidak terlalu kencang.
2.Tidak berbicara terlalu cepat maupun terlalu lambat.
3.Saat berbicara dengan lawan bicara maupun saat mendengarkan lawan bicara, mata kita harus saling melihat, sehingga tidak terkesan malu ataupun tidak mendengarkan lawan bicara.
4.Berbicara seperlunya, tidak panjang lebar tanpa arti yang jelas ataupun berputar-putar (berbelit-belit)
5.Memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk berbicara, sehingga tidak terkesan mendominasi berbicara.
6.Jangan menyela atau memutus pembicaraan lawan bicara apabila lawan bicara kita belum selesai berbicara, karena itu akan membuat lawan bicara kita tiak senang dan tidak dihargai.
7.Dalam berkomunikasi diharapkan menjaga emosi kita, yaitu jangan sampai terbawa emosi sehingga marah-marah kepada lawan bicara.
8.Tidak tertawa secara berlebihan dan terus menerus.
9.Sebaiknya tidak menguap saat lawan bicara sedang berbicara, karena lawan bicara akan merasa kita bosan dengan pembicaraannya.
10.Tidak mengerjakan sesuatu saat lawan bicara sedang berbicara (misalnya sambil menulis, mengetik, dan lain sebagainya).
11.Menghargai pendapat, masukan atau kritik dari lawan bicara. Artinya tidak langsung membantah.





Perlunya Etika Komunikasi: Etika dalam Menyampaikan Informasi Kini Telah Pudar

Etika tidak hanya dibutuhkan dalam kehidupan bersosialisasi terhadap lingkungan kita. Etika dibutuhkan di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia komunikasi. Hal ini pun telah dibentuk dalam berbagai kode etik profesi yang berkaitan dengan komunikasi di Indonesia. Fungsinya tak lain adalah sebagai pedoman dalam memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya oleh media, untuk menjaga agar hak publik untuk mendapatkan informasi yang benar dapat terpenuhi. Namun sangat disayangkan, media yang ada sekarang ini justru lebih mengarahkan usahanya sebagai komoditas di dalam dunia bisnis. Akibatnya, etika kerap kali terbengkalai dan terkalahkan oleh pertarungan kepentingan dalam hal politik, ekonomi, atau budaya.
Dalam cara berpikir industri, informasi pertama-tama dianggap sebagai barang dagangan, sehingga misi utama media untuk mengklarifikasi dan memperkaya debat demokrasi pun musnah (Haryatmoko, 2007: 20). Informasi hanya dianggap sebagai alat untuk meraih keuntungan sebesar mungkin, bahkan media terkadang mengorbankan profesionalismenya demi menampilkan sesuatu yang lebih sensasional atau spektakuler agar dapat meningkatkan nilai jualnya. Akibatnya, kerja wartawan yang berada di dalam media tersebut pun kini seakan hanya terbatas pada mempublikasikan kehidupan selebritis dan orang-orang penting yang laku dipasaran. Hal ini menunjukkan betapa kejamnya dunia bisnis terhadap kelangsungan hidup komunikasi melalui media yang sesungguhnya. Bahkan banyak pimpinan media datang dari dunia perusahaan bukan dari dunia jurnalisme, dan harus diakui bahwa mereka tidak peka terhadap tuntutan informasi yang sesungguhnya.
Pudarnya etika dalam tubuh media menyebabkan fenomena yang tampak seperti logika simulasi, dimana orang tidak akan dapat mencapai kebenaran karena antara realitas, representasi, hiperrealitas, atau tipuan tidak dapat dibedakan lagi (Haryatmoko, 2007: 22). Hal ini pun memacu timbulnya mimitisme, yaitu gairah yang mendorong media untuk meliput kejadian karena media lain, yang menjadi acuannya, meliput berita tersebut. Anehnya, dalam situasi ini, berita yang diliput belum tentu penting. Ketergesaan untuk meliput kejadian yang sama ini muncul hanya karena adanya persaingan antarmedia untuk menjadi orang pertama yang memberitakannya.
Yang dimaksud dengan etika di dalam pembahasan ini tidak hanya terbatas pada apa yang disampaikan kepada publik. Jelas bahwa kebenaran dan keakuratan isi berita merupakan hal utama yang harus diperhatikan dalam proses penyampaian informasi tersebut. Namun perlu diingat bahwa bahasa yang dipergunakan, pilihan gambar yang ditampilkan, serta kejadian-kejadian yang difokuskan dalam pemberitaan juga perlu dipertimbangkan kembali sebelum digunakan untuk membentuk berita tersebut. Frekuensi dan sudut pandang pemberitaan pun perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan permasalahan baru. Hal ini bukan dilakukan bukan hanya demi pandangan masyarakat tentang media itu sendiri, melainkan juga untuk menjaga narasumber itu sendiri.

Selasa, 03 April 2012

Si Kecil Perusak Keindahan Pantai Panjang

Pernahkah anda berfikir sesuatu yang kecil bisa menjadi berdampak besar. Seperti yang banyak kita lihat di kawasan pantai panjang. Banyak hal kecil yang tanpa kita sadari itu dapat merusak keindahan pantai panjang itu sendiri. Seperti sampah-sampah kecil yang sangat merusak penglihatan para pengunjung pantai panjang.
Pantai panjang merupakan salah satu objek wisata yang ada di Kota Bengkulu, yang cukup banyak digemari oleh masyarakat Bengkulu serta para wisatawan asing. Mereka banyak berkunjung ke pantai panjang untuk berwisata serta kegiatan lainnya yang mereka lakukan.
Sekin banyaknya pengunjung pantai panjang, tidak sedikit yang tidak bertanggung jawab dengan membuang sampah tidak pada tempatnya. Tetapi bukan hanya pengunjung. Pedagang yang ada di sekitar pun juga banyak yang dengan sembarangan membuang sampah dan menjadikannya menumpuk di beberapa titik. Sehingga menyebabkan keindahan patai panjang terganggu.
Sebaiknya, Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu membuat peraturan yang tegas untuk menjaga keindahan dan kebersihan pantai panjang. Serta memfasilitasi dengan baik tempat-tempat pembuangan sampai yang diletakkan pada beberapa tempat tertentu yang banyak di kunjungi wisatawan.