Tabut merupakan
tradisi sebagian masyarakat Bengkulu untuk mengenang peristiwa tragis kematian cucu Nabi
Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib, dalam peperangan dengan pasukan
Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala Iraq pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriyah
(681 M). Kejadian tragis tersebut kemudian menjadi menjadi sebuah budaya rutin
yang di lakukan masyarakat Bengkulu setiap tahunnya yang digelar pada tanggal 1
hingga 10 Muharam (kalender Islam Hijriah). Adapun rangkaian kegiatan dari upacara ritual tabut ini antara
lain adalah
pertunjukan seni, pasar rakyat, pameran kriya, lomba delman hias, rebana, tari Tabut dan beragam acara seni lainnya. Kemeriahan
festival ini juga ternyata membawa keuntungan bagi para tukang parkir, dengan
ramainya masyarakat yang berbondong-bondong pergi untuk menyaksikan tentu
kendaraan yang datang sangat banyak. Apalagi kebanyakan masyarakat sekarang sudah
hampir memiliki kendaraan sendiri. Bermodalkan lahan parkir yang luas para
tukang parkir ini meraup keuntungan yang cukup banyak dari kemeriahan fesival
tabut ini.
Tetapi apakah
para tukang parkir semuanya sudah memiliki izin? Karena pada saat menitipkan
kendaraan juru parkir seharusnya memberikan karcis atau tiket kepada pemilik
kendaraan. Jika tidak ada karcis maka parkir itu bisa dianggap kegiatan ilegal
dan masuk kategori pungli. Namun dibalik ilegal atau tidaknya juru parkir
tersebut tetap memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Sebagai pengendara
kita tidak perlu cemas akan kehilangan kendaraan atau tempat untuk memarkir
kendaraan kita. Sedangkan bagi juru parkir kegiatan ini membawa keuntungan bagi
keuangan mereka. Bagaimana tidak, dengan jumlah kendaraan yang banyak dan
selalu memenuhi lahan parkir selama festival Tabut, mereka bisa meraup
keuntungan yang berlimpah mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah setiap
harinya.
Hal ini
membuat juru parkir menjadi pekerjaan yang menguntungkan, bahkan ada banyak juru
parkir di festival Tabut yang kesehariannya tidak bekerja sebagai juru parkir
namun menjadi juru parkir hanya karena memiliki lahan untuk parkir. Seperti halnya
yang dilakukan oleh Aryan
Saputra(18) yang membuka tempat parkir di samping Truly Cafe. Dia
bisa menghasilkan uang ratusan ribu sampai jutaan rupiah dalam sehari dari
tempat parkirannya itu. Kegiatan ini dilakukan Aryan hanya dilakukannya saat
festival Tabut saja, dalam kesehariannya
dia tidak bekerja sebagai juru parkir melainkan menjadi wirausaha makanan
ringan.
Terlepas dari keuntungan
menjadi juru parkir tersebut tentu saja setiap pekerjaan memiliki resiko.
Sebagai juru parkir mereka bertanggung jawab terhadap kehilangan ataupun
kerusakan dari kendaraan yang parkir ditempat mereka. Untuk itu menjadi juru
parkir juga bukan pekerjaan yang mudah karena harus mengatur posisi tempat
kendaraan dan juga membantu kendaraan untuk keluar masuk dari tempat parkir
tersebut. Tanpa adanya juru parkir tentu akan membuat pergelaran festival Tabut
akan terganggu karena jumlah orang yang membawa kendaraan ke festival Tabut
sangat banyak sehingga bisa dibayangan bagaimana berantakannya posisi kendaraan
yang terparkir di area festival Tabut jika tidak ada yang mengaturnya, untuk
itu juru parkir sangat dibutuhkan dalam acara besar seperti ini.
0 komentar:
Posting Komentar