Dewasa ini kita hanya bisa tertegun melihat betapa besarnya pengaruh ideologi dalam menentukan sikap dan pemahaman bangsa. Kapitalisasi hampir mendarah daging di setiap nadi kehidupan politik, sosial, ekonomi bahkan pendidikan dan budaya. Sulit rasanya mempercayai hidup tak lagi mengenal kata “toleransi”, “tepo seliro”, dan “gotong royong”. Sehari-hari hanya berupaya mencari kesejahteraan pribadi, entah apa yang terjadi di luar sana. Begitulah sinopsis kehidupan yang saat ini renyah dipotret oleh media. Sehingga tanpa disadari hal tersebut mempengaruhi optimisitas, motivasi bekerja dan hedonisme.
Anda bisa muak rasanya bila melihat perilaku busuk para koruptor yang dibalut oleh atribut kekuasaan setiap hari menghiasi layar kaca dan sejumlah media cetak lainnya. Belum lagi ditambah kabar burung akan adanya kelaparan disana-sini, bencana alam, krisis energi dll. Fenomena-fenomena ini ternyata tak cukup menyentuh hati para orang tua kita yang sangat minoritas berjiwa negarawan. Andai saja Bapak dan Ibu selaku pemegang otoritas tahu apa yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak yang sedang dibesarkannya sekarang. Keinginan terbesar seorang anak adalah kepercayaan, kesempatan dan dukungan penuh hingga benar-benar dirasa mampu melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan.
Refleksi Peran Pemuda
Seorang anak atau generasi muda memiliki potensi besar untuk membawa perubahan bagi bangsa dan negaranya. Jika dahulu pemuda dikenang sebagai pelopor dan pejuang kemerdekaan NKRI secara utuh, hendaknya sejarah telah mendukung kuatnya peranan para pemuda. Pemuda disini adalah warga Negara Indonesia yang berumur antara 12-30 tahun.
Kondisi fisik maupun psikis yang ditinjau dari gairah berfikir, ketahanan kerja, dan imajinasi yang meledak-ledak menjadi karakter pemuda sebagai individu yang sedang bertumbuh. Itulah mengapa sistem pendidikan yang konvensional cenderung bersifat koersif, dogmatis dan eksklusif. Karena fase perkembangan di usia muda ini sangat peka terhadap stimulan-stimulan yang mereka terima. Segala sesuatu adalah hal baru yang ditemuinya dan sangat mudah menyerap dalam memorinya.
Dari kenyataan sejarah dan sistem pendidikan yang demikian kaku tersebut, kita dapat membandingkan bagaimana keadaan telah memotivasi mental para pemuda di zaman kolonialisme dahulu untuk berjuang sekuat tenaga hingga titik darah penghabisan. Keterbelakangan, kelaparan dan rasa cinta atas tanah air yang tidak ingin direbut oleh orang lain.
Jika dibandingkan dengan sekarang, memang masih ada pemuda Indonesia yang dengan suka cita mengharumkan negaranya dalam laga nasional maupun internasional demi membela harkat dan martabat bangsa. Namun berapa besarkah pemuda yang tergerak hatinya untuk berfikir melakukan sesuatu yang berarti agar bisa diberikan kepada Negara? Masih banyak di luar sana pemuda malas yang hanya berpangku tangan sembari mencaci maki pemerintah dengan motif keadilan, kesejateraan dan sebagainya. Hal ini tentunya perlu disadari baik sebagai orang tua, dan seorang anak.
Membangun Karakter Mandiri
Kemandirian diperoleh dari sikap pembiasaan yang mengakar dalam diri individu sehingga mempengaruhi tindakannya. Untuk membangun bangsa Indonesia yang mandiri, mambangun bangsa untuk bisa lebih maju bukanlah mudah seperti membalikan telapak tangan. Perlu kerja keras dan kerja cerdas dari masyarakatnya, pemuda merupakan ujung tombak dalam pembangunan bangsa Indonesia ini untuk lebih maju dan terdepan.
Karakter-karakter pemuda yang mandiri yang diiringi oleh sikap dan mental yang benar supaya semua dapat bersinergi dengan baik dalam membangun bangsa ini. Sikap seorang pemuda yang menghormati orang tua, menghargai sesama yang lain, taat pada aturan, taat beribadah, suka menolong, dan sopan santun. Terkadang sikap sekecil ini sudah kita lupakan dalam bangsa Indonesia ini, padahal sikap inimlah yang akan menunjukan bagaimana sikap yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam membangun bangsa Indonesia. Sikap ini sudah di ajarkan sejak dini mulai dari sekolah dasar yang sering kita dengar dengan nama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) yang sekarang berubah menjadi PEndidikan Kewarganegaraan), dalam pelajaran itu kita diajarkan memebentuk sikap yang benar di kalangan masyarakat bahkan dunia, apalagi bangsa kita trekenal dengan adap yang sopan santun.
Lihatlah negeara ini sekarang dengan para pemimpin yang tidak mempunyai sikap dan moral yang yang benar dalam memimpin bangsa ini, sehingga jadilah bangsa yang selalu terbelakang. Sikap para pejabat yang tidak ada sopannya, selalu melakukan korupsi sehingga mencontohkan sikap yang tidak baik terhadap masyarakat dan yang paling ditakutkan para penerus bangsa akan meniru sikap seperti ini. Pastinya bencana masa depan tentang ter[uruknya bangsa ini akan bisa terbaca saat ini apabila sikap seperti ini terus dilakukan dan nantinya akan menjadi budaya dalam masyarakat.
Mulai saat inilah kita sadar akan pentingnya membawa Negara ini menjadi maju dan melakukan perubahan. MErubah sikap para pemuda sebagai penerus bangsa supaya dapat memimpin bangsa ini dengan benar tidak ada lagi korupsi yang terjadi karena mereka sadar bahwa korupsi itu salah dan sangat merugikan bangsa ini. Lebih mengamalkan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam masyrakat sejak dini, sehingga dewasanya terbentuklah karakter pemuda yang benar.
Tidak hanya karakter pemuda yang mandiri kalau hanya memiliki sikap yang benar, tetapi harus juga mempunyai mental yang kuat untuk mejaga konsistensi terhadap sikap tersebut. Mental percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, kepemimpinan,Pengambilan resiko dan suka tantangan, kreatif dan inovatif, Berorieantasi pada masa depan, bertanggung jawab.
Seorang pemuda yang memiliki mental percaya diri tentunya akan memebentuk pemuda yang berkeyakinan tinggi dan optimis dalam melakukan suatu hal yang benar. Berorientasi pada tugas dan hasil Percaya diri. Wirausahawan memiliki mental berkeyakinan tinggi, tidak tergantungpada orang lain, individualitas dan optimis. Berorientasi pada tugas dan hasil. pemuda bermental untuk berprestasi, tekun dan tabah, tekad bekerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan inisiatif. Mental dalam pengmabilan resiko dan suka tantangan.akan membentuk watak pemuda yang berani mampu mengambil resiko yang wajar dan berani mengahadapi tantangan yang ada dengan tenang dan tidak gegabah. Kepemimpinan merupakan mental yang harus dimiliki oleh pemuda dengan berprilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik. Pemuda harus bermental selalu kreatif dan inovatif dalam menemukan hal-hal yang baru dan bermanfaat untuk orang lain. Berorientasi ke masa depan, pemuda harus berpandangan kedepan, perspektif dalam membangun bangsa Indonesia ini.
Bersinerginya antara sikap dan mental yang benar akan membentuk karakter-karakter oemuda yang cerdas, mandiri, berani. Tentunya pemuda akan membawa Negara ini dalam perubahan yang kecil, contoh yang sanagt kecil apabila pemuda mandiri, cerdas, dan berani di era krisis ini dengan banyaknya pengangguran yang diisi oelh pemuda. Tentuny pemuda akan melihat situasi dan kondisi yang krisis ini dalam membangun bangsa Indonesia ini. Hal ini dilakukan dengan menggalakan Usaha kecil mengengah karena pemuda mempunyai ide yang kreatif dan inovatif dalam melalkkan usaha mandiri dengan pengelolaan yang cerdas tentunya akan sangat mendorong kemajuan perekonomian. Apalgi saat ini UKM sangat diharapakan untuk membangun perekonomian negeri ini sehingga akan membawa negeri ini dalam perubahan untuk lebih maju.
Karena pemuda memiliki pemikiran yang luar biasa dalam mebangun bangsa ini bukan hal nya hanya dengan menjadi PNS atau karyawan di perusahaan. Pemuda yang mandiri, cerdas, dan berani inilah yang akan membawa perubahan dalam Indonesia. Apabila semua sikpa dan mental sudah bersinergi dan akan membentuk karakter pemuda yang mandiri, cerdas, dan berani maka tatanan poltik, ekonomi, sosian dan budaya akan berubah menjadi lebih baik dan membawa Negara Indonesia menjadi maju adil dan makmur yang mana sudah tercermin didalam ideology bangsa kita.
Gubernur Fisip
0 komentar:
Posting Komentar