Sabtu, 22 Oktober 2011

Apaaahh??

Oleh: Siami Maysaroh

”Amiii!!!”
Aku tersentak dalam pencarian ku, mata itu begitu sembab dan redup. Kakak datang padaku, tangisnya pecah dipelukanku.
“apah1 mi, apah! Hiks,” tangisnya semakin menjadi-jadi. Aku tak sanggup melihat tangis ini. Sontak air mataku pun mengalir. Entah hati ini juga begitu terenyuh ketika mendengar kabar sedih ini.
Kupapah kakak menuju kursi disudut koridor Rumah Sakit. Kucoba menenangkan tangisnya. Dia tampak begitu lelah. Wajar saja sejak tadi malam dia tak berhenti menangis. Suasana Rumah Sakit cukup ramai, kemungkinan tak kan ada yang melihat tangis kami disini.
“sabar ya kak, kita doakan yang terbaik untuk apah! Kuatin hati kakak.”
^^^
Pukul 04.30 pagi tadi, aku terbangun dalam gelap. Mati lampu rupanya. Hujan dan angin dingin semakin membuatku malas untuk bangun. Kuraba meja belajarku mencari HPku. Tak ku temukan! Brukk!!
“sial!” gerutu ku. Gelas minum ku terjatuh menambah kacau keadaan. Diamana HP ku? Huh, akhirnya kutemukan. Tapi...., sepertinya pagi ini begitu menyebalkan untuk ku. Kupencet-pencet tombol HP ku, tak menyala. Lowbath ternyata. Arrgghhh!!! Ku hempaskan kembali tubuhku dan menarik selimut hangatku dan kembali mendengkur dalam kegelapan.
Sejam kemudian aku terbangun, entah mengapa perasaan ku tiba-tiba terasa tak enak. Kuraih HP ku, ku coba untuk menghhidupkannya. Nihil! Ku lari ke kamar sebelah mencari pinjaman HP.
“Arra!! Ara!!” gedorku.
“hey! Apa-apaan sih pagi-pagi buta gini dah teriak-teriak. Gangguin tidur gue aja. Huh! Ngapain??” cerocos ara tak senang ku bangunkan dengan paksa.
“aduh! Udah deh yee. Ntar aja ngomelnya. Gue mo minjem HP loe. HP gua lowbath nih!”
“apaan?? Loe tu ya, kebiasaan banget deh. Emang kerja loe apaan sih ampe bathre HP ja sampe lowbath. Sok sibuk deh ye..” inilah teman ku yang bawel. Selalu tak berhenti memberiku celoteh dan siraman layu kalo aku sedikit aja salah.
“iyaa... gua lupa. Maaf sayang, tapi saat ini keadaan darurat. Gue butuh HP loe bentar aja, perasaan gue nggak enak banget nih! Pliiss yah,” ku tepis tangan arra dan menerobos masuk, ku ambil HP nya dan kemudian membongkar dan mengaktifkan nomorku. tak ku hiraukan amukan arra. Maaf yah arra, lagi darurat soalnya. Hehe
Benar saja, 12 pesan masuk. Dan ya Tuhan! Satu kabar yang sontak membuatku syok.
Ami!!
apah msk RS, kk di Semarang skrg.
Firasatku benar ternyata Tuhan . Sms ini dari kakak, Elvi namanya sahabat terbaik ku saat SMA dulu. Aku menangis tertunduk. Melihatku menangis ara menghentikan celotehnya, mendekat dan merangkulku. Apah!!
^^^
Aku lari menyusuri koridor Rumah Sakit, mencari ruang ICCU tempat apah dirawat.
Sesaat setelah membaca sms dari kakak, aku langsung menghubunginya. Dia menjelaskan secara singkat kejadiannya. Memberiku alamat RS dimana apah dirawat. Nadanya sengau, terdengar begitu pilu.
Ku hampiri resepsionis dan menannyakan ruang yang kumaksud. Tak lama kemudian aku bertemu dengan kakak. Dan menuju ruang ICCU.
Ceritanya begitu mengagetkan memang. Apah memang sudah lama sakit, tapi sejauh ini perkembangan kesehatannya telah membaik bahkan begitu pesat. Barang mustahil kejadian seperti ini terjadi begitu saja. Jelas membuat syok semuanya.
Apah terbaring lemah, dengan begitu banyak kabel-kabel yang menempel di dadanya. Kasihan tubuh itu, begitu lemah dan terlihat tersiksa dengan peralatan itu. Tak tega aku melihatnya.
“apah kemarin masih sehat nak, tapi tiba-tiba jatuh pingsan, hiks! Sudah dibawa ke rumah sakit daerah sorenya. Tapi bukannya membaik malah keadaannya semakin buruk. Sampai muntah darah. Tekanan daranya naik turun. Tengah malam tadi dokternya memberi saran untuk dibawa keRumah Sakit kota, dan sampai sekarang belum sadar-sadar juga. hiks!” isak amak2 menceritakan kejadiannya padaku. Perempuan tua itu begitu terpukul kelihatannya melihat keadaan suami tercintanya terbaring lemah tak berdaya seperti ini.
Ya Tuhan, berikan kesembuhan pada apah. Ayah sahabat terbaikku yang selama ini telah kuanggap sebagai ayah ku sendiri. Apah memang telah ku anggap sebagai ayah kandunggku sendiri. Setelah perceraian kedua orang tuaku yang secara tidak langsung telah membuatku kehilangan sosok ayah yang ku banggakan.
Yah! Selama ini apah telah membagi kebahagiaannya padaku, mengajari segala sesuatu yang tak ku dapatkan dari ayah kandungku sendiri. Begitu lekat kebahagiaan itu terpatri di ingatan ku.
Sosok apah yang menguatkan ku saat keadaan keluargaku begitu membuatku menjadi seorang anak broken home. Seorang anak yang mungkin akan rusak karena korban keegoisan orang tuanya sendiri. Apah yang membuatku menjadi sosok perempuan perkasa dan mandiri. Mungkin jika apah tak ada aku telah terjebak dalam lingkaran hitam narkoba dan pergaulan bebas di luar sana.
Air mata ini tak tahan lagi kubendung. Ku lari keluar dan menangis sejadi-jadinya. Tak tega kuperlihatkan tangisan ini di depan amak dan adik kak elvi. Sekuat mungkin aku berusaha terlihat kuat di depan mereka.
“menagislah! nggak ada yang lihat kok.”
Aku tersentak melihat kak elvi telah berada dibelakangku. Melihat ku tertunduk dalam tangis.
“lanjutin tangis loe, itu hak loe kok buat nangis. Lagian loe juga manusia kan? Wajar lah kalo loe sedih.” Kata-katanya bergetar. Kakak mencoba tegar dihadapanku.
“maafin gue ya kak. Seharusnya gua tau ini dari tadi malam. Cuma karena kebiasaan jelek gue, jadi baru tadi pagi taunya,” isak ku.
“udahlah! Yang penting loe dah disini sekarang.”
“kakak.” Aku memeluknya dan kembali menangis. Saat ini terasa seperti mimpi buruk dalam tidur yang panjang.
Kakak mengelus rambutku. Matanya terpaku. Dia mulai bercerita tentang kenagan-kenangan manis bersama apah! Matanya begitu kosong. Kering tak bisa lagi tuk menagis.
Ya Allah berikan yang terbaik untuk apah dan kami semua. jika kau masih mengizinkannya bersama kami, maka sembuhkan dia segera ya Allah.
Namun, jika memang dia harus pergi meninggalkan kami maka kami ikhlas melepasnya pergi, jangan kau sksa dia terlalu lama ya Allah. Dan berikan ketabahan pada kami yang ditinggalkan ya Allah.
Aammiinn!!
Ket:
• Apah1: bahasa padang, sebutan untuk seorang ayah
• Amak2: bahasa padang, sebutan untuk seorang ibu

0 komentar:

Posting Komentar