Tak ada manusia yang terlahir
sempurna
Jangan kau sesali semua yang telah
terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan
yang berat
Seakan hidup ini tak ada artinya
lagi
Syukuri apa yang ada hidup adalah
anugra
Tetap jalani hidup ini melakukan
yang terbaik
Jangan menyerah jangan
menyerah ohh..
Lagu
itu terdengar dari Mp3 ku, jadi teringat teman SMP ku dahulu, ia bernama Yossi
seorang gadis sederhana dari keluarga yang berkecukupan, hidupnya lengkap
mempunyai ayah, ibu dan juga seorang adik laki-laki semua keluarganya
mencinyainya termasuk kami para sahabatnya, tapi ada yang membuatnya iri pada
setiap orang, membuatnya mesara rendah didepan orang yang baru di temuinya,
membuatnya merasa malu ditatap dengan tatapan heran semua orang yang
melihatnya, dan membuatnya benci pada setiap orang yang mengejeknya dan
berlagak manusia paling sempurna di dunia. Yossi terlahir dengan sempurna sama
seperti manusia pada umumnya mempunyai tanggan, kaki, mulut, mata, hidung dan
organ-organ lainnya, tapi ada yang membedakannya dari manusia lain bibirnya
tebal dan ada bercak merah di mulut dan lehernya, hal inilah yang membuat orang
melihatnya merasa jijik, aku tak munafik, akupun merasakan hal yang sama
terhadap Yossi ketika melihatnya pertama kali di sekolahku rasanya aku tak mau
kenal dengan orang seperti Yossi apalagi berteman dengannya, aku merasa malu,
tapi Allah mengatur setiap pertemuan kami, mengatur setiap langkah yang kami
lalui dan mengatur siapa saja yang akan menjadi bagian penting dalam kehidupan
kami, Allah takdirkan kami bersahabat hingga aku tahu semua gundagulana yang
ada dalam hatinya, hingga aku tahu betapa susahnya hidup sepertinya.
Orang-orang memanggilnya dengan sebutan “Mamble”
Yossi dengan senang hati tersenyum walau banyak yang mengejeknya seperti itu.
Kadang seseorang hanya bisa menilai dari luarnya saja dan tanpa mau tahu apa
yang tersembunyi di dalamnya.
Selepas SMP aku dan Yossi berbeda
SMA baru beberapa minngu Yossi di SMAnya yang baru, ia sudah mendapatkan teman
yang banyak, aku sangat bersyukur mendengar hal itu akan tetapi tak ada hal
yang lebih sakit dari pada menjadi orang yang dimanfaatkan, tak ada yang
benar-benar peduli, tak ada yang benar-benar tulus pada Yossi mereka hanya
memanfaatkan Yossi , karena Yossi orang yang pandai, tangisan itu tak pernahku
lupa, air mata dipipi Yossi telah menjadi dokumen yang tersimpan erat dalam
benakku, rasa tak rela melihat sahabat sendiri diperlakukan layaknya seorang
robot, tapi apalah daya hidup adalah hidup, hidup akan terus dijalani suka dan
duka. Kata-kata Yossi selaluku jadikan pelajaran yang sangat berharga, Yossi
pernah berkata padaku “Biarlah jika orang mau menganggapku apa, biarlah orang
mencemoohku semaunya, biarlah jika tak ada orang yang mau berteman denganku,
toh ada dan tidak adanya mereka, hidupku masih akan berjalan, mereka tak bisa
menjamin jadi apa aku nanti, toh untuk apa aku perduli, hidup ini sudah ada
jalannya sendiri-sendiri.”
Air
mataku mengucur deras membasahi kedua pipiku, aku teringat kembali akan temanku
yang satu itu, hal ini selaluku jadikan pelajaran agar aku selalu bersyukur
bahwa Allah tak pernah tidur, Allah akan selalu melihat pengorbanan kita, Allah
mendengar kita, Allah akan memberi yang terbaik, maka oleh itu bersyukurlah
dengan apa yang telah Allah beri untuk kita, karna apapun itu pasti akan ada
jalannya sendiri.
Kini
tak ada yang perlu dikhawatirkan oleh Bu Guru Yossi, ia telah menjadi guru
matematika di sekolahku dulu, ya disekolah favorit yang tak bisa ia masuki dulu
dan sekarang ia bisa masuk ke sekolah itu sesuka hatinya, karna itu Allah telah
merencanakan yang terbaik untuk kita dan Allah selalu mengingat hamba-hambanya. (Red_Baskom)
0 komentar:
Posting Komentar