Kamis, 13 September 2012

JADI APAKAH ANDA LIMA TAHUN KEDEPAN??

Jika kita berandai- andai,  meluruskan waktu yang kita fikir masih sangat panjang pasti akan tergambar siapa kita lima tahun lagi?? Jika kita adalah mahasiswa yang terus berkutat pada tehnik pengajaran dan ilmu- ilmu dasar, tak salah lagi, bahwa kita lah guru masa depan. Jika kita adalah mahasiswa dengan tuntutan pemahaman tentang pembukuan dan keuangan, dan dengan telitinya memeriksa kesalahan pada debit dan kredit  untuk tiap- tiap pengeluaran, berarti bisa juga kita menebak, bahwa kitalah calon- calon mentri keungan ibu pertiwi, atau paling tidak bendahara pada Bank- Bank swasta yang akhir-akhir ini sudah banyak berdiri.

Jika kita adalah mahasiswa yang terus saja mengerjakan mesin- mesin dengan perangkat perangkat lunak ataupun kerasnya, yang memahami komputer dan listrik, atau bahkan sibuk membuat maked- maked konstruksi bangunan hingga skalanya sesuai dengan wujudnyatanya,  tak akan jauh menyimpang, bahwa kita lah kontraktor- kontraktor masa depan, penggerak kemajuan teknologi, dan pekerja- pekerja industry canggih mendatang.
Bagaimana dengan ANDA??

Jika pertanyaan yang sama, yang akan anda lontarkan pada saya, saya akan menjawab bahwa saya lah sosok  jurnalis masa depan, yang akan menegakkan idealisme pewartaan, yang akan membagikan informasi berimbang dan terpercaya, yang akan secara lugas dan actual mampu menjawab pertanyaan- pertanyaan kalian mengenai birokrat yang sudah tak jelas lagi di era kekinian. Saya akan menjawab, bahwa saya adalah orang dengan kaos oblong standar, jeans serta buku note, pena jadi pegangan, akan saya tuliskan apa saja yang akan kalian butuhkan atau harapkan.

Nama saya akan terus saja ada di Koran- Koran lokal dan nasional sebagai wartawan yang mencoba untuk idealis,  akan saya coba mengupas tuntas kisah- kisah soeharto yang sudah almarhum, yang terus saja mengganjal di sanubari, apa benar beliau kaum marhaen?? Akan saya usahakan juga, menuntaskan kisah perjalanan konglomerat Bakri yang katanya, sudah bisa membeli Indonesia. Akan saya usahakan juga ini, itu, dan segala macamnya, banyak sekali rencana, begitulah gambaran saya lima tahun selanjutnya. Namun tiba- tiba saja, tersadar, mungkinkah bisa kita berbicara sesuai hukum kebebasan dalam aturan- aturan demokrasi yang kita ciptakan bersama- sama. Mungkinkah kita masih bisa bertanya akan kepelikan dan sungsangnya pemerintahan bapak nomor satu kita. Saya mungkin orang pertama, dan mungkin selanjutnya kalian yang akan mundur perlahan dari ikatan kartu pers yang semakin hari hilang kesaktiannya.

Bingung bagaimana caranya mempertahankan ideology pewartaan, dengan pelototan mata dari segala penjuru, ingin menggurui tiap kata yang akan kita susun dalam bentuk cerita singkat pada Koran lokal ibu kota. Jika anda, ingin menjadi sama ataupun sedikit lebih di atas saya, dengan cita- cita yang sama, ILMU KOMUNIKASI mampu memahami gelisah kita. Dengan penjurusan HUBUNGAN MASYARAKAT, JURNALISTIK, KOMUNIKASI POLITK, mampu menjawab paling tidak memenuhi apa yang sedang saya atau anda takutkan. Dengan lahirnya JURNALISTIK pula, tak menyurutkan niat kita untuk menjadi pewarta masa depan. Walaupun birokrat yang tak tentu susunannya selalu menuntut lebih dari apa yang ingin kita ciptakan, selalu mempertanyakan apa mampu kita. Kita bisa bertumbuh bersama-sama untuk menjawab tantangan global, sebelum datang lima tahun selanjutnya. Sebelum kita menyesali waktu yang akan terus saja berlalu.

Kita bentuk sendiri, makna- makna yang terkandung dari tiap kata  yang kita susun dalam bentuk informasi yang pada awalnya masih sederhana. Jika pada jurusan lain, sudah jelas adanya, lima tahun kedepan, akan berdiri pada posisi yang sudah di pelajari sedari kini. Anak hukum ya paling tidak jadi jaksa, yang ekonomi paling tidak jadi akuntan, yang teknik sispil paling tidak jadi surveior, begitulah. Ilmu komunikasi dengan peminat yang tiap tahun terus melebihi kuota, dengan prospek yang  akan pasti jika kita pahami sendiri, ingin focus pada bagian apa, akan bingung mau jadi apa pada tahun kelima, karena banyaknya lapangan kerja yang tersedia.

Namun, banyak tersedianya lahan kerja menjadi kelemahan tersendiri bagi mahasiswa ilmu komunikasi. Karena bingung ingin focus pada bagian apa, namun jika kita belajar, bertanya dan berlatih untuk mengerti, dan mencari tahu apa mampu dan mau kita, serta apa yang kita ingini pada jurusan ini, akan tampak jelas juga, jadi apa kita lima tahun berikutnya. Cari tahu dari sekarang, sebelum memasuki jurusan pengkususan, masuk HUBUNGAN MASYARAKAT bukan karena ikut- ikut sahabat sejati, ataupun dengan modus malas menulis. Tapi, karena kita memang ingin jadi DUTA, dan bahkan juru bicara presiden selanjutnya. Memilih JURNALISTIK Karena kita benar- benar ingin menjadi seorang jurnalis masa depan yang akan menuliskan apa yang di butuhkan masyarakat, bukan malah beralih menuruti para petinggi yang sedikit miring.

Memilih KOMUNIKASI POLITIK, karena kita benar- benar mencoba untuk membuktikan, ataupun mengubah paradigma negative tentang perpolitikan INDONESIA, yang terus saja jadi olok- olokan mahasiswa,  ataupun mencoba  membuktikan bahwa para pemerintah politik memiliki mimpi yang sama dengan mahsiswa untuk membangun Negara, atau lagi boleh di ajak kerja sama, pasti Indonesia sejahtera. Dan ketika anda selesai membaca tulisan singkat ini, mulailah dengan pertanyaan pertama, JADI APAKAH SAYA LIMA TAHUN BERIKUTNYA?

0 komentar:

Posting Komentar