Jumat pagi 19 Agustus 2011, sepanjang ruas jalan Unib belakang Universitas Bengkulu menuju GKB 2 ini tampak tak seperti biasanya. Kerumunan mahasiswa baru dengan setelan rapi hitam putih tampak memadati jalan menuju sekretariat Fisip Unib. Meski matahari masih terlihat bersembunyi dibalik awan pagi, namun itu tak membuat surut semangat mereka untuk mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Mahasiswa Baru (MAPAWARU).
Kegiatan tahunan yang diadakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini kembali bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Sama halnya dengan satu tahun belakang, kegiatan bertajuk ospek ini terlihat simple, dengan atribut dan perlengkapan yang tak seramai dua tahun belakang. Tujuan adalah memberikan kesan edukasi bagi para peseta.
Kegiatan yang diadakan dua hari, yaitu pada tanggal 19 hingga 20 Agustus ini dianggap kurang semarak, Kontroversi seputar ospek tak surut dari pandangan negatif dan frame kekerasan dari berbagai pihak. Ospek seakan menjadi ajang ‘penyambutan’ yang berbau kekerasan, baik fisik maupun mental.
Ospek yang mengangkat tema “Bangkitkan jiwa solidaritas untuk intelektual” ini dilakukan dengan kerjasama yang solid dari seluruh panitia. Meski hanya diberi waktu kurang dari satu bulan untuk persiapan dengan kendala disana sini ini, tak begitu besar mengurangi nilai MAPAWARU tahun ini.
Derry Yulian, selaku ketua panitia dalam hajatan tahunan ini menceritakan bahwa acara Mapawaru tahun ini bisa dikatakan sukses dengan sedikit catatan. Dari awal, kegiatan yang bertajuk pengenalan kehidupan kampus ini sedikit mengalami masalah pada lamanya waktu pelaksanaan. Izin awal yang diberikan untuk kegiatan ini awalnya hanya satu setengah hari, hingga mendekati hari H kegiatan ini baru mendapat lampu hijau dari pihak fakultas untuk dilakukan selama dua hari. Kabarnya memang antara PR 3 & PD 3 kurang ada koordinasi, sehingga awalnya konsep acara selalu mengalami perubahan-perubahan untuk meyesuaikan dengan waktu yang disediakan. Accident diakhir kegiatan pun menjadi bukti bahwa masih ada sedikit kekhawatiran terhadapan tindakan panitia terhadap peserta. Memang susah memperbaiki kesalahan yang sebelumnya, tapi atas suport dan dukungan dari bapak Alfarabi dan bapak Novi Herdika Jaya Putra selaku SC dalam kepanitian tahun ini kesalah pahaman yang ada dapat diselesaikan dengan baik . ujar nya diakhir wawancara.
Satu hal yang sudah disepakati oleh para panitia dari awal yaitu tidak melakukan tindak kekerasan dalam bentuk apapun terhadap peserta, dan tetap solid menyukseskan acara meski dalam kondisi apapun sebgai bukti bahwa MAPAWARU tahun ini memang berbeda dari MAPAWARU sebelumnya. Semangat solidaritas itu akan selalu menggema dalam kobaran semangat mahasiswa FISIP kedepan. Dan semoga, tema yang telah di sepakati dan mempunyai filosofi mendalam bagi tim panitia dan dosen, bisa terlaksana demi terwujudnya mahasiswa Fisip yang berintelektual. Salam Solidaritas...
Sabtu, 22 Oktober 2011
MAPAWARU 2011 penanaman Nilai Intelektual ?
Sabtu, Oktober 22, 2011
No comments
0 komentar:
Posting Komentar