Tadi siang, disekolah aku memperhatikan seorang wanita
berpipi chubby itu. Dia menari dihadapan banyak orang, dia kurang tersenyum
dalam setiap langkah yang ia tap, tap, tap kan di lapangan. Ia juga lebih
tampak cantik dengan polesan make up tipis di wajahnya. Aku merasakan sebuah
kerinduan, juga cinta yang sudah lama aku miliki untuknya. Sahabat, wanita.
Dulu aku tidak pernah terbayang bahwa aku akan dekat sekali dengan wanita ini.
Lucu, kami sudah saling kenal lama. Tapi sayangnya, kami dekat dan benar-benar
saling mengenal baru 2tahun ini.
Kami dekat sejak kami memilih tempat bimbel yang sama.
Dari sana juga aku mencoba mengenalnya. Anaknya baik, manis. Namun seiring
waktu, kami selesai pada jenjang menengah pertama ini. Namun, Aku memilih
melanjutkan study kesebuah daerah dingin di Jawa Barat, kuningan. Sedangkan ia?
Ia masih di kota raflesia ini.
Aku jadi ingat waktu kelulusan dan pengumuman hasil UN.
Ia menangis sejadi-jadinya karena nilainya tidak memuaskan dan tidak mampu
menembus SMA yang ia inginkan. Disana, didepan perpustakaan aku memeluknya,
mencoba menenangkan dan memberi semangat untuknya. Tapi ia malah meronta-ronta
dan bilang “kamu enak, kamu sudah mendapatkan SMA yang kamu mau, tapi aku? Aku
bisa kemana dengan nilai ini?.” Aku masih membujuknya dan mencoba
menenangkannya. Lalu setelah ia lebih merasa tenang, aku mengajaknya pulang dan
pergi ke tempat bimbel kami. Ia menolak, aku melihat persis kekecewaan yang ia
rasakan saat itu. Haha, ia akan lebih terlihat manis ketika menangis.
Setelah mempersiapkan semuanya, aku siap terbang menjadi
anak rantauan saat itu. Namun 2hari sebelumnya aku sempat menghabiskan 1hari
penuh dengannya, kami benar-benar lepas menikmati hari dan siap untuk
melanjutkan langkah lagi. Yang membuat aku menjadi terharu setelah kami
melewati seharian penuh itu. Ia pulang, dan aku pulang. Mungkin baru saja
menaikkan badannya ke sebuah angkot itu sebuah pesan baru masuk ke handphoneku.
Ia mengatakan…
“icha, makasi ya. Jujur dari tadi aku nahan nangis. Maaf
nggak bisa nganterin kamu besok …..
Ia menghabiskan 1halaman full pesan. Ya tuhan, ternyata
sahabat yang manis adalah sahabat yang mampu memperoleh air mataku.
Setelah 1bulan di asrama akhirnya kami mendapat jadwal
liburan selama 3minggu. Pada perpulangan itu dia juga tidak bisa menjemputku di
bandara. Tapi besoknya, dia langsung datang dan menemuiku dirumah. Jarak rumah
kami tentu tidak dekat, ia harus menempuh waktu selama 1jam. Dan bayangkan
harus memainkan gas motor selama itu sendiri.
Datang dan duduk dengan manis. Sebelum pulang, wanita itu
memberikan sebuah bingkisan. “ini.” Katanya. “kado buat kamu.” Lanjutnya.
Sebuah boneka emotion hug yellow.
3minggu bukan waktu yang lama kan?
Aku juga harus kembali pulang ke sekolah lagi. Siang itu
dibandara dia datang. “ayo nak, masuk” ayah menyeru dari dekat pintu bandara.
Wanita itu malah menggenggam tanganku, titik air mata sudah melambung
dimatanya. Aku juga merasa terharu harus kembali pulang, sampai dengan paksa
aku harus melepasnya dan melambaikan tangan. Beradu isak tangis serta rindu
yang harus bertahan selama berbulan-bulan kedepan untuk sahabat ini.
Berbulan-bulan disana membuat aku semakin memikirkan
orang tua, terutama bunda. Bunda pun begitu, dan ntah fikiran dan pembicaraan
mengarah kepada pindah sekolah.
Habislah waktu 1semester disana. Bunda menanyakan “lalu,
mau masuk mana kamu?” awalnya aku memilih untuk ke sebuah SMA Negeri yang
1kawasan dengan SMP ku dulu. Namun bunda dan ayah menolak. Kebetulan hari itu
seorang wanita manis singgah kerumah. Awalnya bunda sudah menawarkan untuk
pindah ke sebuah Madrasah, namun aku masih memikirkan semuanya dahulu.
“kayaknya ica bakal 1sekolah sama kamu deh!” kata bunda kepada wanita itu.
Dengan bersemangat ia menjawab “iya buk, iya. Beneran kan?”
Melihat sahabat yang menerima baik rencana itu aku
semakin ingin menerima tawaran bunda pula. Setelah semuanya diurus, aku resmi
menjadi seorang murid dan kembali 1sekolah dengan wanita itu. Ia memintaku
untuk memilih 1kelas dengannya.
Hari itu aku merasa terlahir sebagai anak baru SMA lagi.
Semua harus aku kenali lagi, harus mencicipi keberanian lain disana. Melihat
kondisi. Minimal bisa berinteraksi dengan baik lagi. Namun bagaimana kondisi
dengan wanita itu? Kami duduk dengan jarak yang dekat. Beberapa hari awal masuk
aku masih dengannya. Namun setelah itu semuanya berbeda, merasa terhalang
dengan kehadiran pihak segerombolannya yang jelas saja dari muka mereka sudah
tidak menyukaiku. Terutama wanita bernama hana itu, dia duduk disamping
sahabatku.
Di sebuah persahabatan ada juga yang namanya segitiga?
Iya. Aku baru tau itu ketika aku tau bahwa hana tidak mau wanita itu dekat
denganku. Mau bagaimana? Kami sudah dekat sejak lama. Lebih lama dari mereka
dekat tapi lagaknya mematikan. Sampai yang membuat aku kecewa dengan wanita
manis itu ketika ia mengirim sebuah pesan “maaf ca, kita harus menjauh
sementara” itu artinya apa? Jelas artinya bahwa ia memilih menjauhiku dibanding
harus dijauhi oleh hana. Biadap? Sangat.
Sampai aku memilih untuk pindah ke tempat yang lebih jauh
dari mereka berdua. Dari sudut kelas diam-diam aku dan hana, kami saling
menatap dengan keras. Memberikan tatapan tanpa persahabatan. Suasana kelas
mulai beda, wanita manis itu sering sekali menangis. Dari dulu, dari awal kami
bersahabatan aku juga tidak pernah tega untuk melihatnya menangis. Namun
dikelas siang itu, aku harus menahan iba dan perhatian untuk menghanyutkan
wanita manis itu kedalam pelukan. Anak kelas meminta kami saling menyelesaikan
peradaban setan kecil-kecilan itu. Wanita itu semakin menangis menjadi-jadi.
Aku pun terhanyut ketika menatap tajam tangisannya.
Setelah semua masalah selesai, kami menjadi kembali baik.
Berbulan-bulan di kelas yang diberi julukan GPS2 itu membuat aku nyaman. Tapi
sampai berbulan-bulan itu juga aku belum mengambil ekskul apapun. Berbeda
dengan wanita itu, ia sekarang sangat sibuk dengan cita yang ia harapkan di
ekskulnya. Kesibukan itu membuat aku dan ia juga kurang mencampur waktu
bersama.
Kenyamanan membuat sebuah waktu menjadi lebih singkat,
tidak terasa juga harus naik ke jenjang yang lebih serius. Dengan pembagian jurusan,
memilih keinginan dan cita yang berbeda. Aku jadi ingat waktu hasil pembagian
jurusan yang belum fix itu, namanya tertera pada list anak kelas IPS. Dikelas,
wanita manis dan juga cengeng itu tersedu-sedu. Lagi, ia sangat manis ketika
menangis. Sahabat yang membuat aku mampu mengagumi kemanisannya.
Setelah masuk pada kelas jurusan masing-masing, kami
semakin sibuk untuk melanjutkan sekolah. Wanita itu juga tampak lebih nyaman
dengan hari-harinya karena seorang lelaki bergigi tak rapih itu. Tapi, di selipan
aku bahagia juga melihat kenyamanannya ada rasa takut. Ia lebih banyak waktu
untuk keluar. Aku takut untuk menegurnya, tapi aku memilih menegurnya dengan
mulai menjauhinya tanda aku tak suka dengan sikapnya. Berharap wanita itu
mengerti, aku juga menolak setiap tawarannya untuk pergi bersama dengan mereka,
juga pacarnya. Tapi dia malah menyimpulkan bahwa “kamu minderkan karna kamu
jomblo?,” dikantin pagi itu aku menahan perasaan yang tak baik ini. Aku pulang
lalu menangis, menceritakan ini kepada bunda bahwa aku sedih juga kecewa.
Aku juga merasa sangat berdosa ketika membuat ia menangis
karena perkataanku yang terlalu kasar itu. Perdana, aku juga sangat merasa
bersalah.
Banyak sebenarnya yang ingin aku sampaikan dengan wanita
itu, tapi aku hanya mampu memandangnya lalu membicarakan semuanya sendiri,
tanpa ia dengar, tanpa ia ketahui. Awal kekecewaan itu membuat aku merasa salah
telah memilih ia menjadi sahabat yang manis, yang pantas aku tangisi saat
berpisah. Namun setelah aku pelajari, ini lah persahabatan.
Aku tetap mencintai wanita manis, cengeng dan berpipi
chubby ini sebagai seorang saudara yang membuat aku belajar untuk royal.
Sedikit malu untuk menyampaikan bahwa aku merindukannya, aku hanya membicarakan
kerinduan ini dengan teman yang menemaniku memandangnya di lapangan di siang
yang panas tadi. Rindu itu disampaikan kepadanya dari temanku, dia tertawa
kecil. Haha, lucu ya? Aku merindukan sahabat yang jelas saja 1sekolah denganku.
Tapi inilah, kedekatan yang aku rindukan. Nony ayu kusuma. Haha :”)
Nia Annisa
0 komentar:
Posting Komentar