Senja itu tampak begitu kelabu, tak ada sedikitpun senyum yang terpancar diwajah siska, ia masih tertunduk lemah dengan mata bengkak, ia terus saja melamun dan tak ingin melakukan apa-apa, pikiran siska menerawang jauh mengenang peristiwa itu, sudah hampir 1 bulan yang lalu tapi ia belum juga bisa melupakan kejadian dan rasa sakit hati, karena kejadian itu benar-benar menghancurkan hatinya.
Enam tahun yang lalu saat siska kelas dua sma, ia jatuh cinta dengan teman sekelas yang sangat populer disekolahnya, Roy nama cowok keren itu, pintar dan tajir , siapa yang gak pengen jadi kekasih Roy begitu juga dengan siska, saat pertama melihat Roy ia langsung jatuh cinta dan sangat mengagumi Roy, Ternyata cinta siska tidak bertepuk sebelah tangan,Rroy pun menyukainya, saat itu sebelum pulang Roy mengjak siska jalan-jalan , “sis ntar pulang sekolah kamu ada acara ga’ ? “
“ ehm ga’ ada, emangnya kenapa Roy ? “ tanya siska,
“kamu mau ga’ ntar pergi sama aku, ada yang pengen aku omongin “ pinta Roy dengan wajah memelas,
siska senang sekali ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya, tapi ga’ mungkin kan, cepat-cepat ia mengontrol emosinya, “ oh gitu kirain mau ngpain tadi, ok dech ntar ktmuan diparkiran aja ya “ jawab siska,
“ sip “ kata Roy sambil tersenyum manis didepan siska.
pulang sekolah siska langsung keparkiran ternyata Roy udah nunguin dia, mereka pergi jalan-jalan ketempat-tempat wisata, setelah capek keliling dan jalan-jalan Roy mengajak siska makan disebuah restoran mewah.
“sis ada yang pengen aku omongin, aku sayang sama kamu, mau ga’ jadi orang yang spesial dihati ku “ tanya Roy.
muka siska langsung merah kayak kepiting rebus, hatinya dag dig duk ga’ karuan, ia hanya bisa menunduk, ia kumpulkan keberanian untuk menatap Roy “aku juga sayang sama kamu tapi aku takut kamu Cuma main-main dan aku takut kecewa” jawab siska
“jangan berpikiran seperti itu aku sangat menyayangi dan mencintai mu dan aku ingin kau selalu menemaniku sampai akhir hayat ku” sambil menggenggam tangan siska, Roy mengatakan kata-kata itu dengan tulus.
“ baiklah aku percaya pada mu Roy, tapi jangan pernah sia-siakan kepercayaan ku”
Akhirnya mereka jadian dan melewati hari-hari dengan penuh kebahagiaan walaupun sering berbedah pendapat tapi mereka selalu bisa menyelesaikan masalah tersebut dan menjadikan perbedaan yang ada sebagai kekuatan agar cinta mereka semakin kuat.
Waktu begitu cepat berlalu merekapun lulus sma dan meneruskan kuliah ditempat yang berbedah, Roy kuliah diyogjakarta sedangkan Siska dijakarta, walaupun tidak kuliah ditempat yang berbedah hubungan mereka tetap berjalan dengan baik saat libur Roy sering kejakarta atau Siska yang keyogjakarta, walaupun jauh tapi mereka saling percaya satu sama lain, bahkan orang tua siska dan Roy pun sudah saling kenal, selesai kuliah mereka akan menikah.
Siska sangat mencintai Roy, walaupun banyak lelaki yang lebih segalanya dari Roy yangmenyatakan mencintainya tapi dia tidak pernah berniat bahkan berpikir untuk menduakan dan menhiaanati Roy, cintanya begitu tulus dan dengan sepenuh hatinya id telah mencintai Roy, merekapun telah bertunangan.
Jika kita melewati hari-hari dengan orang yang kita sayang dan kita memiliki orang yang sangat peduli dengan kita maka berapa lamapun waktu tidak akan terasa telah dilalui, 6 bulan lagi mereka akan wisuda dan itu artinya Siska dan Roy akan segera menikah, tapi takdir berkata lain manusia hanya bisa berencana sedangkan tuhan yang akan menentukan segalahnya, saat 2 bulan lagi wisuda siska mendapatkan telpon dari Ayah Roy “ Sis maafkan ayah yang tidak bisa mendidik roy dengan benar sehingga terjadi hal seperti ini” suara ayah roy terdengar begitu kecewa.
“ ada apa Ayah ? kenapa Ayah bicara seperti itu ?” “ Roy menghamili Ria teman sekampusnya dan ia harus menikah dengan Ria, tadi siang orang tua Ria datang kerumah dan memintah pertanggungjawaban”
Gubrak Siska terjatuh dan tak sadarkan diri selama seharian, setelah terbangun ia menangis tanpa henti, ternyata segalah pengorbanannya selama ini semua sia-sia, Roy akhirnya menikah dengan Ria dan harus bertanggung jawab dengan semua perbuatannya.
Siska terbangun dari lamunanya dan cepat-cepat menghapus air matanya dan berjanji pada hatinya untuk tidak menangisi semua kegagalanya itu, ia hanya bisa bersabar dan ikhlas menjalani semuanya,ia serahkan semuanya kepada sang pencipta, jika ia telah berkehendak maka tidak ada yang bisa menhentikan dan menggagalkannya, ia yakin suatu saat ia akan menemukan kebahagiannya walaupun tidak bersama Roy.(by ; Rima Rosita)