Kamis, 07 Januari 2016

Bidadari Di Hari itu

Aku tersenyum mendengar perkataan Aldi, dia begitu memikirkan siapa yang akan duduk di sampingnya nanti, Aldi begitu kwatir mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu saat dia duduk di samping ibu-ibu yang super duper gendut, mungkin berat badan ibu itu tiga kali lebih besar dari badan Aldi yang hanya seperti bila lidi.
Tin... tin...., nah itu dia travel yang akan aku naikki hari ini, aku menggendong tasku dan bergegas menuju ke mobil, aku akan pergi ke kampung halamanku di Bengkulu, ya kira-kira kalau dari kota palembang bisa mencapai dua belas sampai tiga belas jam ke kotaku. Itu hal yang sangat membosankan.
Aku duduk di mobil bagian belang, tentunya disamping Aldi.
“Dek dek,” pangil supir travel padaku, aku hanya menoleh.
“Kamu duduk di sini saja, biarkan ibu dan anak ini yang duduk di sana,” supir itu menunjuk ibu dengan dua anak itu, aku hanya mengangguk dan berpindah tempat ke depan, aku tertawa melihat muka Aldi yang merena, “Udah Di terimah aja itu udah nasip kamu,” kataku dalam hati, aku masih tertawa, tapi tiba-tiba ada yang mengubah tawaku menjadi sebuah senyuman manis, aku melihat bidadari cantik di depanku, ya tepat di depanku sekarang ini, jantungku bertetak kencang dan di telingahku terngiang lagu-lagu indah dan romantis seperti berada di tengah-tengah film india.
“Hey dek cepet sedikit,” seseorang memecah lamunanku, aku beranjak memduduki tempatku, kali ini rasa bosan selama perjalanan akan berubah menjadi rasa senangku. mobil melaju dengan keceptan sedang, aku tak berhenti untuk tersenyum apa lagi saatku lihat wajah polosnya saat tidur, kulitnya putih bersih, matanya belok, bibirnya tipis dan muka cubbynya. baru kali ini aku melihat wanita secantik dan seanggun dia, wanita yang kecantikannya tidak hanya terhilat dari parasnya saja tapi juga dari keimannan ya juga, terbukti dari dia menutup auratnya. Ahh sudahlah Fan wanita seperti dia mana mau sama laki-laki berandalan seperti aku. Aku tersenyum dan mencoba untuk menutupkan mataku hingga aku tertidur.
“Irfan Irfan bangun.” Suara itu terngiang di telingaku perlahanku buka mataku, di depanku sudah ada Aldi
“Emm, sudah sampai ya Di?” tanyaku setengah sadar
“Apanya yang sudah sampai Fan, masih lama banget sampainya,” jelas Aldi, aku masih terdiam dalam lamunanku
“Fan,” panggil Aldi
“Emm,” Jawabku singkat
“Ayo makan siang! Apa kamu mau tetap disini?”
Aku berdiri keluar dari mobil dan mengikuti langkah Aldi
“Eh Fan, cewek yang di samping kamu siapa namanya?” tanya Aldi, aku terdiam sejenak, “Oo iya-ya bidadari itu? Dimana Dia? Aku terlalu lerlelap sampai-sampai aku tak menyadari ada sesorang wanita di dekatku, bagaimana posisiku tidur tadi ya? Apa sangat memalukan? Ahh sudahlah,” pikirku dalam hati.
“Fan, kamu belum menjawab pertanyaanku,” tanya Aldi lagi
“Oo dia, aku tak tau siapa namanya,”
“Masa sih Fan?”
“kamu liat sendirikan Di? kerjaku hanya tidur selama di mobil, bagaimana aku tahu namanya dia saja tak pernah membuka mulutnya untuk bicara,” jelasku, Aldi hanya menganggukan perkataanku.
Buusst seseorang lewat dihadapanku, ya itu dia orang yang ku cari-cari, mataku selalu memandangi gerak gerik wanita itu dan ku liat dia memasuki sebuah musolah yang tak jauh dari rumah makan ini, aku melihatnya melaksanakan sholat, perempuan ini, disaat yang seperti ini masih saja menyempatkan waktu untuk bisa sholat, hal ini menambah kekagumanku lagi dan lagi, aku masih terus memantau gerak geriknya, tapi kok gerakan sholatnya tak sama seperti apa yang aku tau? Mengapa wanita ini hanya mengerjakan sholat dzuhur hanya dua rakat saja dan tunggu dia mengerjakan sholat lagi, aku memandanginya lagi dan tetap sama wanita ini hanya mengerjakan dua rakat lagi, apa yang dilakukan oleh wanita ini? Pertanyaan terus bermunculan di kapalaku, apa arti dari semua ini?
Setelah kira-kira satu jam aku dan rombonganku kembali memasuki mobil, aku melirik ke arah wanita itu, aku ingin mengobati rasa penasaaanku pada apa yang ia lakukan tadi, aku terus memandainya hatiku cukup berat untuk mengatakan keraguan ini, wanita itu menoleh ke arahku dan tersenyum,
“Kenapa ya mas?” tanya wanita itu.
Aku juga tersenyum, “Mbak muslim?” tanyaku
“Iya, kenapa ya mas?” jawabnya dengan lembut
“Tadi saya liat, kok mbak sholatnya aneh?”
“Aneh bagaimana? Coba di jelaskan saya tidak mengerti.”
Aku menghela nafasku, “Mbak kok mengerjakan sholat dzuhur dua rakaat salam dua rakaat salam? Bukanya sholat dzuhur itu di kerjaan dengat empat rakaat dan satu salam?”
Wanita itu tersenyum lagi, “Mas tahu istilah jama’?”
Aku hanya menggelengkan kepalaku
“Itulah yang disebut menjama’ sholat dimana kita mengabungkan dua sholat dalam satu waktu,” jelas wanita itu, tapi aku tetap tak mengerti
“Seperti yang mbak kerjakan tadi?” tanyaku lagi
“Ya seperti itulah.”
“Tapi mbak saya gak ngerti, bisa dijelaskan lebih rinci?” pintaku
“Menjama’ sholat itu ada dua macam, yang pertama jama’taqdim yakni dikerjakan dengan tertib misalnya zhuhur dahulu, kemudian ashar dan magrib dahulu kemudian isya’ dan yang kedua yakni jama’ ta’khir yakni mengerjakan sholat ashar dahulu baru kemudia zhuhur diwaktu ashar,” jelasnya panjang, aku hanya menganggukan kepalaku,
“Lalu, kenapa mas hanya melihat saya sholat kenapa mas tidak mengerjakannya?” aku terdiam sejenak
“Tapi bukannya kita sedang dalam perjalaan ya? Jadi bisa dimaklumin dong,” jawabku santai
“Ini yang salah, yang namanya wajib kita harus melaksanakannya, itu perintah langsung dari Allah, walaupun kita dalam perjalanan bukan berarti sholat itu menjadi sunah, yang wajib harus di kerjakan, oleh sebab itu Allah telah mempermudah kita untuk melaksanakan sholat, kita bisa menjama’ sholat atau mengqosor sholat, orang sakitpun masih wajib mengerjakan sholat apa lagi orang yang sehat seperti kita. bukankah itu sudah jelas Allah sangat ingin melihat hamba-hambaNya beribadah?”
“Mengqosor sholat itu apa?” tanyaku malu
“Mengqosor sholat itu ditunjukan untuk seseorang yang sedang berpergian, yaitu mempersingkat sholat wajib yang 4 raka’at menjadi dua raka’at, mengkosor sholat ini hanya bisa dilakukan untuk sholat 4 raka’at saja untuk magrib dan subuh itu tidak diperbolehkan.”
“Ya udah deh mbak makasih untuk penjelasaannya, nanti saya akan menjama’ sholat ashar sama magrib biar gak banyak yang terlewat.”
Wanita itu tersenyum sampul, “Mas, itu juga punya aturan kita gak bisa sembarangan aja menggabungkan sholat, sholat yang gak bisa di jama’ yaitu sholat subuh, zhuhur dengan ashar, magrib dengan isya’ kita enggak bisa menggabungkan magrib dengan asyar, itu bukan ketentuannya.”
“Oo jadi gitu ya? Oke deh mbak masih ya dan maaf atas ketidak tahuan saya.”
“Sama-sama,” wanita itu tersenyum padaku, aku membalasnya
Mengapa aku begitu begok untuk menyadari hal sekecil itu? Sebenarnya itu begitu memalukan untuk orang yang sudah balig sepertiku, bahkan dengan istilah-istilah yang seperti itu saja aku tak tahu, padahal aku tahu hal itu pasti pernah di pelajari semasa sekolah, tapi sayang aku begitu meremehkan pelajaran yang ku anggap tahu padahal sama sekali aku tak tahu apa-apa. Andai waktu bisa diulang aku tidak akan melakukan hal-hal bodoh semasa sekolah, aku akan memperhatikan dengan benar apa yang dijelaskan oleh guru-guruku, tapi sayang waktu itu tak bisa terulang yang ada hanyalah penyesalan yang tak bisa di ubah, sekarang hanya bisa mempelajarinya untuk yang ke dua kalinya.
“Terimah kasih,” kataku dalam hati, aku melirik ke arahnya tampaknya dia sedang menyaksikan keindahan alam perjalanan, aku tersenyum, “Kok bisa aku dipertemukan dengannya?” kataku dalam hati.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu perjalannanku kali ini sunggu sangat mengesankan, waktu menunjukan pukul 18:05 ini saatnya kami akan beristirahat makan dan sholat magrib, mobil berhenti tepat di depan rumah makan besar, suasanya begitu ramai aku turun dari mobil aku mengikuti langkah gadis itu,
“Mbak, mau sholat ya?” tanyaku padanya
Wanita itu menoleh kearahku, “Iya, kenapa? Mau ikut ya?”
Aku menganggukan kepalaku, wanita itu hanya mengangguk dan tersenyum padaku, aku mengikuti langkahnya lagi, “Mbak nanti, sholat ya di jama’?” tanya ku
“Hah? Kenapa harus di jama’ mas?”
“Ya biar kita enggak ketinggalan sholat isya’,” jawabku
“Tapi kan sholat isya’ itu waktunya panjang, jadi bisa di pastikan kita akan sampai sebelum subuh, lebih baik sholat di wktunya masing-masing jika kita tahu kita akan sampai ke tempat tujuan sebelum waktu sholat itu berakhir,” jelasnya
“Jadi kita tak perlu menjama’nya?” tanyaku lagi, wanita itu hanya menggelengkan kepalanya
“Ok itu artinya kita hanya mengerjakan sholat magrib tiga rakaat dalam satu salam?” tanyaku polos
“Iya, mas,” jawabnya singkat
Aku menuju kemasjid, dan melaksanakan sholat bersama gadis itu, keliahatannya aku dan gadis itu sudah semakin akrab, tapi ada yang kurang di sini, mengapa aku tak tau namanya? ingin ku beranikan diriku untuk bertanya siapa namanya, tapi lidahku terasa keluh untuk bicara hal itu, mengapa? Apa aku memang di takdirkan bertemu bidadari yang menyadarkanku akan pentingnya sholat dan tak ada alasan untuk meninggalkan sholat? apa memang dia yang di tujuk Allah untukku? aku ingin jika suatu saat nanti aku dan bidadari ini akan di pertemukan di suatu perjalanan yang lain entah itu dari kotaku di bengkulu atau dari kotanya di palembang? Entahlah bisa jadi pertemuan ini adalah pertemuan pertama dan terakhir aku dan dia.
Mobil melaju dengan pesat, mungkin sekitar 1 jam lagi kami akan sampai ke tujuan kami yaitu kota bengkulu dan dengan begitu aku tak kan bertemu dengan gadis cantik ini,
pertemuan ini membuatku malu dan pertemuan ini membuatku percaya akan cinta pada pandangan pertama dan membuatku sadar cinta Allah pada umatnya yang tiada duanya.
“Stop pak,” pintaku
Mobil berhenti, aku terdiam sejenak, aku keluar dari mobil dan begitu juga dengan gadis itu, aku megambil tasku, aku terdiam berfikir,
“Mbak, makasih ya,” ucapku, wanita itu tersenyum padaku
“Iya, sama-sama,” wanita itu memasuki mobil, aku melihat  mobil itu perlahan menjauh dari pandanganku semakin jauh-jauh dan menghilang, inilah akhir pertemuanku dengan bidadari itu, terimah kasih untuk seseorang yang ku sebut bidadari seseorang yang tak pernah ku tahu namanya tapi selalu ku kenang untuk selamanya itulah bidadari travelku. (Red_Baskom)

0 komentar:

Posting Komentar