Oleh : Rima Rosita
Akhirnya setelah sekian tahun tak pulang dan mencari nafkah dikota metropilitan, aku sampai juga dikota kelahiranku, kota yang terletak dipulau sumatera dan berbatasan dengan lampung”KOTA BENGKULU”, mungkin hanya sedikit orang-orang yang mengenal dan tau tentang kota kelahiranku ini, bahkan saat aku mengatakan berasal dari bengkulu teman-teman kerjaku dulu tidak tau dimana kota kelahiran ku itu, “mungkin mereka gak pernah belajar kewarganegaraan waktu sd dulu kali ya makanya gak tau bengkulu dimana” terngiang ucapan kakak sulungku waktu itu.
Perasaan baru dua tahun aku gak pulang tapi kenapa kota ini terasa begitu asing, terasa begitu sepi seperti kota mati, apa karena disini menyimpan begitu banyak kenangang yang mebuatku tak ingin melangkakan kaki disini, terlalu banyak kisah sedih yang telah tercipta dikota ini dan itu alasan kenapa aku meninggalkan kota ini .
Setelah dua tahun berlalu, tahun ini aku memberanikan diri untuk kembali kesini karena aku tak ingin melihat orang tuaku terus kesepian dan tak ada yang menjaga mereka dihari tuanya, sesakit apapun kenangan itu tapi aku tak mungkin terus berlari aku harus kuat dan tak boleh terus terlarut dalam masa lalu, sudah cukup dua tahun ini menjadi pengalaman yang begitu berharga dan membuat ku sedikit lupa dengan semua peristiwa yang menyakitkan hatiku.
“tia sudah lama nyampenya kok gak nelpon kakak dari tadi kakak nungin e mala enak-enakan ngelamun disini mikirin apa sich?” suara kak rian membuyarkan lamunanku, sepupuku ini benar-benar mengagetkanku.
“eh ia kak maaf tadi lagi asik aja nikmatin suasana kota ini setelah dua tahun gak pulang kangen juga suasana dikota ini”
“siapa suruh kemaren ngotot mau pergi kejakarta, gak kasihan apa sama tante sendirian gak da yang jagain, kak awan kan lagi kuliah seharusnya kamu jagain tante”
Sepupuku yang satu ini benar-benar bawel
“bawel banget sich kak pantesan gak punya-punya pacar abiz gak berubah-ubah dari dulu, pulang yuk kak da kangen banget ma ibuk”
Setalah menempuh perjalanan selama 15 menit kamipun tiba dirumahku, kulangkahkan kakiku perlahan menuju rumahku, tak ada yang berubah rumah ini masih sama dengan dua tahun yang lalu hanya saja terlihat tidak begitu terawat lagi mungkin karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya makanya ibuk gak sempat buat merapikan rumah ini.
“tia kamu da sampai ya nak” sambil memeluku kurasakan kerinduan yang begitu mendalam dalam diri ibuku ia memeluku dengan erat
“ia buk tadi jam 7 pagi nyampenya, nunguin kak rian lama banget ngjemputnya makanya tia jadi telat nympenya” alasan yang aku buat-buat biar kak rian dimarahin.
“enak aja, gak tante si tia tu yang kerjaanya nglamun terus jadi lupa ngabarin rian, dua tahun dijakarta makin pikun ja tu anak”
“sudah-sudah kalian berdua masih saja seperti dulu bertengkar terus, sana makan dulu tadi ibuk uda masak makanan kesukaan mu”.
Aku dan kak rian langsung menyerbu mejah makan dan melahap masakan ibu, sudah beberapa tahun ini aku gak pernah merasakan masak ibuku jadi wajar kalau aku begitu kelaparan, kalau kak rian dasar dia aja rakus bahkan setiap minggu selau main kerumah dan makan masakan ibu tapi masih saja ngmbil jatah makanku hari ini, gak bisa apa mengalah sekali ini saja, gerutuku dalam hati.
Aku begitu senang bisa kembali kekota ini, tapi aku merasakan kekosongan dalm hatiku, dua tahun yang lalu saat kecelakaan itu, membuat aku kehilangan dua orang yang sangat aku sayangi, ayah dan kekasihku leo, sore itu saat leo sedang main kerumah ayah menelpon dan minta jemput karena mobilnya mogok dijalan.
karena leo sedang dirumah aku menjemput ayah bersama leo, tapi saat diperjalanan pulang sebuah truk melaju cepat dan menabrak mobil leo, aku terpental keluar mobil dan hanya terluka, sedangkan ayah dan leo tidak bisa diselamatkan, aku begitu terpukul dengan kejadian itu, bahkan aku berhenti dari kuliah, danpergi jauh dari kota ini karenatak ingin mengingat semuanya, dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi kejakarta dengan berat hati ibuk dan kak awan mgizinkanku.
Sejauh apapun aku menhindar dan pergi tapi aku tak bisa terus berlari, setelah dua tahun aku memutuskan untuk kembali lagi kekota ini, sore ini aku pergi kemakam ayah dan juga leo.
“ayah maafkan aku, selama dua tahun ini aku pergi dan tidak menjaga ibuk, tapi mulai saat ini aku akan selalu berada disi dan menjaga ibuk” aku menagis diatas makam ayah yang sudah lama sekali tak aku kunjungi, seteklah dari mkam ayah aku pergi kemakam leo.
“sayang setalah kau pergi aku pikir akan bisa melupakan mu tapi semakin aku mencoba melupakan mu, rasa sakit ini semakin kurasakan, maafkan aku yang telah mencoba melupakanmu, tak ada seorangpun yang bisa menggantikan posisi mu dihatiku bahkan sampai kapanpunakan selalu ada tempt khusus dihatiku untuk, semua kenangan kita akan ku simpan didalam hati ini, semoga kita dipertemukan lagi dikehidupan berikutnya semoga kau bahagian disana leo”
Kutinggalkan pemakaman itu dengan perasaan yang lega aku tau mereka tidak akan tenang kalau aku terus terpuruk dan terlarut dalam kesedihan, mulai sekarang aku akan selalu bahagia demi kalian.