Aku merasa tak di anggap di sekolah ini, semuanya menjauhiku, apa karena keterbatasanku ini, aku tak ingin di lahirkan begini tapi tuhan berkehendak lain, semuanya terlalu susah untukku. Aku susah berbicara sejak aku kelas 5 SD karena dulu aku pendiam, sekali ngomong aku sendiri lupa apa yang ingin aku katakan, sampai sekarang aku terbawa dengan kegagapanku. Tetapi walau begini aku hanya seorang manusia biasa yang ingin mempunyai teman yang banyak dan tak ingin merasa sendirian lagi, “ Hinatachan,,,kenapa sendirian..!!” swara merdu dari seorang cewe berambut pink. “ Sa..sa..ku..u..ra chan..enggak ..ko..kok, hina..la..lagi sa..san..tai aja..sory..y..ya..ngom..mong..aja..su..su..sah..amat…!!”,Sakura tersenyum mendengar kata maafku. “ kok minta maf sich, santai aja kali,,eh aku dapet undangan ultah naruto nich, hina dapet gax ?” . aku menunduk dan menggeleng, “ kok enggak dapet, teman-teman satu sekolah sudah dapet semua termasuk aku dan Sasuke , wah cari rusuh si Naruto itu ya, masa sahabatku gx di kasih” Sakura mulai marah, “ su..su..dahlah sa..sakura..a..aku kan ti..tidak di..diang..gap..a..ada..dididi sasana.!” Sakura memelukku, “ gx kok hina, kamu gak seburuk itu, kamu adalah teman yang sangat baik, dasar mereka ajah yang gak mau tau.!” Sakura mencoba menenagkanku, dia memang sahabatku yang paling mengerti apa yang aku fikirkan dan aku rasakan.
“ huh…gagap bersedih hati tuh, hey Neji kun itu kan sepupumu, sana bawa pulang gih, mules aku mendengar suwaranya, hahaha” swara Joji menambah sakit hatiku, “ hah sepupu siapa, aku gax merasa tuh,!” Nejipun mengejekku. “ hey gembul, jangan dulu kau mengajek orang sebelum kau lihat tubuhmu yang bak gajah bunting itu” “ hey rambut pink jelek, kau berani kepadaku hah..” Joji berjalan ke arah Sakura. “ siapa yang takut pada cowok pengecut sepertimu.” “ KAU..” sakura masih memelukku “ awww..ampun….aa..” aku mendirikan kepalaku dari sakura yang mendekapku, “ kau hanya berani dengan perempuan hah…” seorang laki-laki membela kami, dengan sigap laki-laki itu memelintir tangan joji yang semula berniat meninju Sakura “ ampun…aku tidak akan mengganggu Sakura lagi Sasuke..maafkan aku..awww,,!
“ kenapa minta maaf denganku, minta maaflah kepada dua orang cewe yang sedang kau jahili..!”
“ iya,iya,,Sakura, Hinata maafkan aku ya..awww…ampun Sasuke..ampun..!!”
“ sekarang pergi..!” Sasuke melepaskan tangan Joji dan tidak menghitung lagi mereka yang mengejekku tadi berlari tak tentu arah, yang satu ke barat dan yang satu lagi ke timur.” Sasuke yang dari tadi membelakangi kami sekarang berbalik arah “ kalian tidak apa-apakan, sakura, hinata kenapa ? kau apakan dia..?”
“ tidak aku apa-apakan kok, Naruto tidak memberi dia undangan ultah,” sasuke memandangku dengan tatapan kasihan, “ ta..tank’s yaya sasukekun..ga..gak a..apa-apa kokok..mu..mungkin na..narutokun lulupa,aatau aapa..!”
“ nanti aku tanyakan ya hina, tentang undangan untukmu.!” Sasuke masih kasihan denganku, karena matanya memandangku tak seperti biasanya.
“ ga..gak usah sa..Sasukekun.!” aku tersenyum kecil, Sakura memandang sasuke kemudian menggeleng memberi isyarat bahwa aku sangat tidak suka untuk di kasihani. “ oke baiklah hina, aku tak akan pergi ke ultah ini bila kalian tidak ikut!” sasuke merobek undangannya , “ aku juga ahhh kayaknya seru merobek undangan..” kreekkk undangan yang sangat indah itupun tak berbentuk lagi, aku berusaha menahan mereka tapi terlambat kedua undangan itu sudah almarhum. “ ka..kalian memang te..teman ku yang ba..baik..bang..nget..!” “ kamu juga..” jawab sasuke dan sakura barengan, hahaha..
♪
Ultah naruto tingal 2 minggu lagi, tetapi naruto tak memberikan tanda-tanda mau mengundangku, teman-teman mulai berencana shooping , beli pernak-pernik penghias diri mereka untuk di pakai di ultah termegah di konoha city, karena Naruto adalah anak pak Yondaime seorang mantan presiden keempat di konaoha city ini.
“ hey hinata, kau pakai apa nanti di malam ultah Naruto..?” Karin bertanya dengan gaya centilnya, aku hanya menunduk dan menggeleng “ oh iya ya, hinatakan miskin gax punya uang untuk belanja,” teng teng teng “ oops, itu bel pulang sekolah ya, sudah ya hina, aku mau pulang terus shooping ma ten-ten and temari duyu baye..”, setelah meladeni kelebayan Karin akupun bersiap-siap untuk pulang, tap tap tap bau farfum naruto, benar itu dia..naruto masuk dari luar kelas untuk mengambil tasnya, aku berniat untuk menyapanya, tapi aku berfikir itu hanya akan membuat aku malu saja dengan kegagapan ini.“ hai Hinata, pulang duluan ya…!!” Naruto menyapa sambil berlalu, aku terdiam tak di sangka dia menyapaku, baru kali ini dia menyapaku, oh tuhan mimpi apa aku tadi malem, cowo secool naruto menyapaku hari ini. Masih tak percaya ku sandang tasku untuk pulang
♪
Hari-hari berlalu, sampai akhirnya lusa adalah hari ultah naroto yang ke 17 tahun, nampaknya memang aku tak di harapkan untuk hadir di sana, Naruto tidak pernah merasa bahwa dia lupa sesuatu, lupa akan sesuatu yang penting bagiku, walau Sasuke dan Sakura sudah mengorbankan undangan mereka demi menemaniku yang sama sekali tak berguna ini,,sep..aku menoleh ke arah Naruto yang tempat duduknya tepat di ujung sebelah kiriku, ku pandangi dia yang tengah asik memainkan pena di jarinya, tampaknya dia boring banget dengan pelajaran guru Kurenai ini , geografi,,sebenarnya aku juga sedikit tidak suka dengan geografi,aku masih memandangnya dengan sedikit melamun tak karuan, set,,aku tak menyadari dari tadi dia juga memandangku, dia tersenyum, cepat-cepat aku menunduk, dalam hati aku terus memaki diriku,, “bobodoh,,hina bodoh…”
“ HINATA!” aku masih menunduk “ HINATA!!!!”
“ yaya bobodoh…” hahahahhahahahaha swara tertawa teman-teman sekelas riuh
“ KELUAR KAMU…!!” swara guru Kurenai membentakku, dengan lemas aku berdiri, aku melihat ke arah Naruto lagi, tetapi sekarang Naruto menatapku dengan cemas, dan juga tadi sewaktu guru Kurenai membentakku tak sedikitpun ku dengar swara Naruto, apa dia juga kasihan denganku ya..? huh..jangan mimpi Hina, mana mungkin Naruto simpatic denganmu..aku keluar dengan lemas. Di luar kelas aku duduk di taman sekolah dengan sedikit menangis, aku berharap ada peri di taman ini seperti cerita cinderella dan peri itu bersedia membuat aku tidak gagap lagi dan menggerakkan hati Naruto agar mau mengundangku. Tapi , itu hanya khayalku dan takakan pernah terjadi. Tak beberapa lama, tiba-tiba…..
“ Hina, kau kenapa tadi…?” aku terdiam, swara itu membuatku gemetar, mungkinkah,,mungkinkah
“ Hinatachan..” aku berbalik dan masih terdiam “ kenapa !” cowo itu duduk di kursi taman di depanku..
“ na..naruto..!” aku terpana memandang seorang cowok yang aku fikir tak akan memandangku…
“ kenapa,,? Aku gax boleh di sini iya ?” “ bubukan gigigitu,,so so ry, a..aku iini ga..gap,”
“ memangnya kenapa kalo gagap?” “ aaku malu sasama nanaruto, aaku kan cacat sem..semua ooorang didi ssekolah ini bebebenci de..dengar aaku bi..bicara..ka..kata mereka gak jejelas..”
“ hus, apaan sih cacat-cacat apaan.? Kamu sama kok dengan cewe lainnya, malahan kamu lebih dari mereka,,,!!” aku terdiam dengan kata-kata Naruto, apa itu dari hatinya atau hanya ingin menghiburku.
“ lelebih dadari mananya? Aaku ini jejelek, gagap, kukuper….”
“ cantik, lembut, gax banyak omong dan..”
“ maaf tuan ini ada telfon dari papi tuan” pengawal setia Naruto menyela kata-kata Naruto yang apabila di teruskan akan mampu membuat aku terkena serangan jantung seketika. “ maaf ya hina, aku harus terima telfon sebentar.” Aku yang udah merasa gi mana gitu, gx bisa berkata apa-apa lagi. Beberapa saat aku menunggu dan berharap dia akan datang kembali, tetapi saat itu juga aku melihat mobil Naruto berlalu di luar gerbang sekolah, aku hanya bisa melambaikan tangan,, hey…bodoh kenapa aku tidak bertanya tentang undangan ultahnya ya…
“ hinatacan…!!” Seseorang menepok pundakku,,,
“ bodoh…”
“ apanya yang bodoh !”
“ eh Sakura..maaf,,”
“ cie..lagi ngelamunin apan sich..!!”
“ enggak kok..aku lagi menyendiri ajah..”
“ hinachan, kau bisa ngomong lancar..”
“ hah…PAIT..PAIT…PAIT…wah aku bisa bicara…hah…keajaiban, oh tuhan terima kasih, aku sudah bisa ngomong..hah…aku senang..sakura..sakura..sakura……kau memang peri yang di utus tuhan, oh..terima kasih…” aku jingkrak-jingkrak dengan memegang tangan sakura.
“ hey apaan sih..ada apa dengan PEIN ?” Sasuke muncul dengan tiba-tiba entah dari mana asalnya, yang jelas Sasuke udah di sana. “ hey jelek, bukan PEIN, Hinachan udah bisa bicara lancar sekarang,,ckckck kupingmu udah ketutupan rambut tuh…!!” Sakura mengejek Sasuke
“ Sasuke…aku bisa ngomong lagi…aku bisa ngomong lagi….!!”aku terlalu histeris, Sasuke hanya tersenyum “ aku turut senang mendengarnya hina…!!”
“ hey bodoh, kamu gax mau jingkrak-jingkrak juga ?” Sakura meledek Sasuke lagi “ ngapain aku jingkrak-jingkrak, ntar ketampananku luntur tau..”
“ wuih..sok ganteng dia hina…eh aku tampar jelek kau sasuke..”
“ coba aja kalo bisa we…hina help me..” sasuke ngumpet di pundakku dengan masih mengejek sakura. Aku hanya tersenyum melihat mereka berdua, tank’s ya tuhan karena engkau sudah memberi sedikit keajaibanmu kepadaku.
Malam pesta ultah naruto.. di rumah naruto yang udah kayak gedung merangkap istana, bayangin aja sendiri, ngerias itu rumah aja perlu waktu 2 minggu dan para tukang ngedekorasi sekarang semuanya lagi terkapar di UGD cz kecape’an ckckckck kasihan..kasihan..kasihan…!!
“ semua tamu udah datang tuan, boleh kita buka acaranya..!!”
“ sebentar, periksa lagi buku tamu gih, apa Hinata Hyuga udah tertera di sana, kalau belum acara tidak akan aku buka.!”
“ baiklah tuan…” pelayan Naruto bergegas ke tempat penyambutan tamu,
“ Hinata kemana sih, jam segini kok belum dateng juga, undangan untuk dia, Sakura, dan Sasuke kan sudah aku buat jamnya lebih awal dari tamu lainnya kok malahan mereka bertiga yang ampe sekarang gax kelihatan…?” naruto berkata sendiri,
“ maaf tuan, di buku tamu belum ada yang bernama Hinata Hyuga,”
“ kalo Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura?”
“ belum ada juga tuan.”
“ coba periksa lagi, dengan cermat CEPATLAH..” bentak naruto
“ baik..baik tuan..!” tiba-tiba pok…pundak Naruto di tabok seseorang, Naruto berbalik,
“ selamat ultah naruto..!!” seorang cewe berambut pirang panjang dan bermata biru menyapa naruto kemudian memberikan kado kecil kepada cowok pirang itu, “ tank’s Ino..! eh kok tidak bersama Sakura, kan rumah kalian deketan?” “ enggak, katanya sich enggak ada undangan,” “ eh…kemarenkan udah di kasih semuanya,” “ katanya, undangan Sakura dan Sasuke mereka robek karena Hinata tidak mendapatkan undangan jadi mereka tidak mau ikut jika Hinata tidak ikut gitu,,” naruto berfikir sejenak.. “ oh astaga…aku lupa..!! silahkan nikmati pestanya” Naruto berlari ke mobil, menghidupkannya kemudian menancap gas sekuat yang dia bisa lalu brummm syut…..hilang di telan kegelapan. Ino hanya geleng-geleng melihat kelakuan Naruto.
♪
“ hinata…hinata..!!” Sasuke dan Sakura memanggil Hina bersamaan,
“ tunggu bentar, aku lagi ganti baju!”swara hinata dari dalam rumah “ kenapa kau ikut-ikut hah..” sakura memulai perkelahian “ bukannya kamu yang ikut-ikut..”
“ yey GR..aku ke sini ingin maen ma hinachan..!” “ aku juga we” “ berarti kau yang ikut-ikut aku” sakura mengulang perkataannya berkali-kali hingga Sasuke tak punya kesempatan untuk berbicara. “ iya-iya dech aku yang ngikut kamu,, puas..!” Sasuke mengalah “ hehe kau kalah…!!” sittttt….swara ban mobil menarik perhatian Sasuke dan Sakura, tak berapa lama seseorang keluar dari mobil itu dan berlari ke arah Sasuke.. “ sasuke, mana Hinata,,?”
“kenapa kau kemari hah…masih ingat kau dengan Hinatachan?” sakura menyela pertanyaan naruto. “dia di dalam sedang ganti baju,!”
“ aku sudah siap !!” hinata keluar ,,cantik banget dengan rambut terurai panjang dan pakek jaket kesayangannya. “ hina…!” naruto terpana, hina mengankat kepalanya dan melihat sesosok Naruto dengan jas hitamnya ada di depan..
“ naruto,,kenapa kau di sini, acaranya gimana ?” “ gax akan bisa berjalan tanpa ada kau hinata,,eh..kau tidak gagap lagi..!” Sakura menarik Sasuke untuk menjauh dari Naruto dan Hinata kemudia mereka melanjutkan pertempuran mereka dekat mobil Naruto yang terparkir jauh di belakang..kembali ke Hinata lagi..
“ aku kan tidak di undang, jadi aku tidak berhak untuk datang dan aku fikir aku hanya akan merusak acara megahmu jika aku dateng ke sana..!” aku menunduk, “darimana kau mendapat fikiran itu..! malah kau adalah tamu yang sangat aku tunggu-tunggu hina..maafkan aku, aku lupa memberikan ini ke kamu,” Naruto mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jasnya, “ apa ini..?” “ buka aja sendiri !” aku membukanya perlahan dan ternyata itu kalung….oh..indah banget, di sana juga ada sebuah kertas yang di lipat-lipat kecil,,aku ambil kertas itu terlebih dahulu, to : Hinata Hyuga agar hadir pada jam 19.00 untuk pesta ultah Naruto yang ke 17. hina dateng ya..aku mau kamu menunjukkan ke semua orang kamu itu pantes untuk menjadi teman yang baek bukan pantes untuk menjadi ejekan. “ ini undangan spesial untuk hina yang lupa untukku berikan. Maukah kau memaafkan aku..? dan mau datang ke ultahku malam ini.?” Naruto mengucapkan itu semua dengan pelan dan mengatur nafasnya yang tersengal-sengal habis olahraga malem berlari dari mobil ke rumah hinata tadi. “ ya tuhan naruto, kau kemari hanya untuk memberikan ini kepadaku..!!” aku memandangi wajah naruto yang menunjukkan kata “ please…hinata..” aku mengangguk,
“ yess…boleh aku pakaikan..” aku tersenyum menahan rasa seneng, lalu naruto menggandengku untuk ke mobilnya, Sasuke dan Sakura yang berada di sana terkejut melihat perubahan drastisku. Naruto membawa kami bertiga ke pestanya dan menghabiskan malam bersama Naruto adalah hal yang paling tak akan bisa ku lupakan dalam hidupku, terima kasih tuhan kau telah banyak memberikan keajaiban padaku.
Sekarang semua teman-teman di konoha high school tak lagi memandangku sebagai seorang anak cacat, tetapi mereka semua malah menjadi sahabat terbaikku, terutama Naruto, seseorang yang sangat aku suka sekarang tidak hanya di khayalku lagi tetapi sekarang semuanya sudah menjadi nyata, ingatlah sesuatu yang tak mungkin terjadi pasti akan terwujud jika kau percaya pasti tuhan akan berikan jalannya.
♪
By : Wita kom'11