Oleh: Agus Yuliandrie
Nama saya Agus Yuliandrie, seorang pemuda berdarah Minang yang berasal dari
kota kecil yang berada di kabupaten AGAM yaitu Lubuk Basung. Saya lahir di
Ranah Minang Suku GUCI yang merupakan salah satu suku di indonesia yang
terletak di Provinsi Sumatra Barat.
Pada
tahun 2017 tepatnya pada bulan Agustus saya lulus dari SMA Negeri 2 Lubuk
Basung dan diterima di salah satu perguruan tinggi di Indonesia yaitu Universitas Bengkulu yang
berlokasikan di kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Saya diterima di perguruan
tinggi ini melalui jalur SNMPTN dan diterima di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik jurusan Ilmu Komunikasi.
Awalnya
saya tidak pernah menyangka akan tiba di kota Bengkulu ini, sejak
lahir saya
belum pernah ke Bengkulu.
Tetapi namanya takdir, kita tidak pernah memperkirakan hal yang tidak pernah terpikirkan oleh kita bisa terjadi. Dan sekarang saya menempuh pendidikan dan tinggal
untuk beberapa tahun kedepan di Bengkulu.
Waktu
itu setelah penggumuman hasil SNMPTN keluar lalu dinyatakan lulus di
Universitas Bengkulu saya berfikir dan membayangkan seperti apa Bengkulu itu
dan dalam fikiran saya waktu itu Bengkulu itu merupakan kota besar dan memiliki
segala fasilitas yang memadai karena
menurut
informasi yang saya dapatkan,
Bengkulu ini merupakan salah satu kota yang bersejarah di Indonesia.
Tetapi
apa yang saya bayangkan pada saat itu tidak sesuai dengan apa yang saya temukan ketika saya tiba di Bengkulu
ini. Meskipun di Bengkulu banyak
tempat bersejarah sebagai bukti dan saksi bisu peristiwa-peristiwa bangsa ini
dimasa lalu tetapi yang saya lihat tempat itu banyak sekali yang kurang dirawat
dan terabaikan saja yang kurang mendapatkan perhatian.
Saya
kira awalnya Bengkulu ini kota yang memiliki segala-galanya yang apapun
tersedia dan memiliki fasilitas yang memadai seperti transportasi, Ruang Publik
dan lain sebagainya yang melebihi dari kota-kota lainnya. Tetapi pada kenyataan
nya berbeda dengan apa yang saya kira sebelumnya padahal kota Bengkulu ini sangat memiliki potensi yang sangat luar
biasa tetapi kurang nya perhatian dan fasilitas yang dimilikinya.
Walaupun demikian Bengkulu memiliki masyarakat yang baik
dan ramah yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan selama 5
bulan ini saya menjalankan dan merasakan hidup sebagai anak rauntau yang
mencoba mengadu nasib di kota ini merasa Bengkulu ini seperti di kampung saya
sendiri karena adat istiadat dan gaya hidup masyarakat nya tidak begitu jauh
berbeda dengan daerah asal saya, jadi disini saya tidak begitu sulit
beradaptasi dengan lingkungan sosial masyarakat yang ada di Bengkulu.
Harapan saya sebagai pemuda generasi penerus bangsa
ini semoga saja kita generasi penerus bangsa bisa bersama-sama membangun kota
ini yang memiliki potensi yang besar dan dapat melestarikan benda-benda dan
tempat-tempat bersejarah yang ada di kota ini agar nantinya anak cucu kita
kelak bisa tetap melihat dan menyaksikan salah satu bukti sejarah bangsa ini
yang khususnya terletak di Provinsi Bengkulu ini.
Ayo
Pemuda Pemudi Bumi Raflesia Bangkit bersama membangun Bengkulu ini agar
Bengkulu yang kita cintai ini dapat lebih baik dan tidak tertinggal dari daerah-daerah
lainnya dan juga agar Bengkulu ini dapat lebih di kenal luas bahkan di tingkat
Internasional.